
Laba Bersih Lompat 480%, Medco Bagikan Dividen US$ 60 Juta

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membagikan dividen final pada tahun buku 2021 sebesar US$ 35 juta pada Agustus dan dividen interim 2022 sebesar US$ 25 juta pada September, sehingga totalnya menjadi US$ 60 juta.
Ini merupakan dividen pertama MedcoEnergi sejak 2017 dan Perseroan telah memberikan panduan dividen sebesar Rp 15-20 per saham untuk setiap tahun buku.
Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro mengatakan, dividen yang diumumkan merupakan penghargaan atas dukungan berkelanjutan dari pemegang saham.
"Kami akan terus memperkuat Perseroan untuk dapat memberi manfaat kepada semua pemangku kepentingan," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (23/8/2022).
Mengutip laporan keuangan perusahaan per semester I-2022, laba bersih tercatat naik sebesar 480% secara tahunan menjadi US$ 270 juta. Sedangkan EBITDA sebesar US$ 806 juta, sebagai dampak dari peningkatan volume minyak, gas dan tembaga yang lebih tinggi dan juga harga komoditas yang membaik.
Sementara EBITDA pada kuartal kedua adalah US$ 492 juta, di atas kuartal pertama sebagai akibat dari harga komoditas yang lebih tinggi dan kontribusi satu kuartal penuh dari Corridor. Harga minyak rata-rata untuk semester pertama adalah US$ 104,4/bbl, dan harga jual rata-rata tertimbang gas adalah US$ 7,7/mmbtu.
CEO Roberto Lorato mengatakan, kedua proyek di Natuna dan Sumbawa yang mulai beroperasi akan berkontribusi pada kinerja semester II tahun ini.
"Pada kuartal kedua ini, proyek pertama perusahaan di Natuna dan proyek PV pertama di Sumbawa telah mulai beroperasi dan kedua proyek tersebut akan berkontribusi pada kinerja paruh kedua," ungkapnya.
Belanja modal yang sebesar US$ 117 juta digunakan terutama untuk melaksanakan proyek-proyek di Natuna dan menyelesaikan PLTGU Riau 275 MW pada Februari. Kas dan setara kas sebesar US$ 521 juta.
Utang konsolidasi sebesar US$ 3,2 miliar, utang Restricted Group sebesar US$ 2,8 miliar dengan US$ 208 juta telah dilunasi sejak akuisisi Corridor. Utang sebesar US$ 2,4 miliar dan Rasio Utang Bersih Restricted Group terhadap EBITDA membaik menjadi 1,6x.
Produksi minyak dan gas mencapai 153 mboepd, naik 63% tahun-ke-tahun termasuk kontribusi Corridor sejak Maret. Biaya produksi adalah US$ 6,5 per boe dan produksi pro forma 181 mboepd.
Belanja modal sebesar US$ 102 juta, terutama untuk pengembangan beberapa proyek pembangunan di PSC South Natuna Sea Block B. Lapangan Hiu mulai beroperasi pada Juni 2022, gas pertama di Proyek Extension Belida diharapkan pada kuartal IV-2022 dan minyak pertama di lapangan Forel dan gas di lapangan Bronang diharapkan pada kuartal IV-2023.
Medco Power menghasilkan penjualan sebesar 1.962 GWh, dengan 22% dari sumber energi terbarukan. Penjualan listrik meningkat 45% tahun-ke-tahun dengan kontribusi dari PLTGU Riau 275 MW yang mulai beroperasi pada Februari 2022 dan PLTS Sumbawa 26 MWp yang mulai beroperasi pada Juni 2022.
"Medco Power terus melanjutkan pengembangan proyek terbarukan di Ijen, pengembangan panas bumi 30 MW dan proyek Solar PV Bali 2x25 MWp," imbuhnya.
Produksi tembaga adalah 209 Mlbs, naik 103% tahun-ke-tahun dan produksi emas adalah 351 Koz, naik 538% tahun-ke-tahun, mengikuti peningkatan operasi Fase 7. Harga realisasi tembaga adalah US$ 4,46/lbs.
(vap/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Laba Medco Energi (MEDC) Ambles 39,5% di Kuartal III-2023
