Defisit Neraca Migas RI Makin Parah, US$ 7 Miliar Lebih!
Jakarta, CNBC Indonesia - Transaksi berjalan (current account) Indonesia mencatat surplus pada kuartal II-2022. Namun, defisit neraca migas makin parah.
Pada Jumat (19/8/2022), Bank Indonesia (BI) merilis data Neraca Pembayaran Indonesia periode kuartal II-2022. Transaksi berjalan, yang merupakan bagian dari NPI, membukukan surplus US$ 3,85 miliar atau 1,14% dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Pencapaian ini membaik ketimbang kuartal sebelumnya. Pada kuartal I-2022, transaksi berjalan surplus US$ 407 juta. Dengan demikian, transaksi berjalan selalu surplus dalam empat kuartal beruntun.
Akan tetapi, ada satu komponen di transaksi berjalan yang patut diwaspadai. Itu adalah neraca migas.
Pada kuartal II-2022, neraca migas mengalami defisit US$ 7,17 miliar. Ini adalah yang terdalam, setidaknya sejak 2010.
"Defisit neraca perdagangan migas meningkat dipengaruhi oleh kenaikan impor merespons peningkatan permintaan seiring dengan kenaikan mobilitas masyarakat, serta tingginya harga minyak dunia," tulis laporan BI.
(aji/aji)