
MEDS-CRAB Tercuan, RCCC-OLIV Terboncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup positif pada perdagangan Kamis (18/8/2022) kemarin, di tengah melemahnya bursa Asia-Pasifik.
Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,74% ke posisi 7.186,56. IHSG pun kembali 'pepet' zona psikologis 7.200 kemarin.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,15% di posisi 7.144,22. IHSG mengakhiri sesi I dengan penguatan tipis 0,09% di 7.140,09. Bahkan, posisi akhir perdagangan kemarin menjadi posisi yang tertinggi.
Meski positif, tetapi IHSG sempat menyentuh zona merah tipis-tipis saja pada perdagangan sesi I sekitar puku 11:00 WIB dan pada perdagangan sesi II sekitar pukul 13:30 WIB.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 13 triliun dengan melibatkan 27 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 274 saham terapresiasi, 236 saham terdepresiasi, dan 169 saham lainnya stagnan. Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) hingga mencapai Rp 1,21 triliun di pasar reguler pada perdagangan kemarin.
Saat IHSG cerah, beberapa saham masuk ke jajaran top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.
![]() |
Saham emiten produsen alat kesehatan yakni PT Hatzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) memimpin top gainers pada perdagangan kemarin. Saham MEDS ditutup melejit 20,42% ke posisi harga Rp 342/saham.
Nilai transaksi saham MEDS pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 48,57 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 149,17 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham MEDS sebesar Rp 7,31 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan perdananya pada 10 Agustus lalu, saham MEDS sudah meroket hingga 173,6%. Bahkan dari perdagangan perdananya hingga kemarin, saham MEDS belum pernah mencatatkan koreksi.
MEDS bergerak pada sektor Healthcare dengan sub sektor Healthcare Equipment & Providers. Adapun Industri MEDS adalah Healthcare Equipment & Suppliesdengan sub industri Healthcare Supplies & Distributions.
Tercatatnya MEDS di bursa merupakan langkah awal dari pengembangan bisnis untuk dapat memajukan industri alat kesehatan di Indonesia.
Harga penawaran MEDS adalah senilai Rp 125 per lembar saham dengan jumlah saham yang dicatatkan sebanyak 1.562.500.000 lembar saham. Adapun kapitalisasi pasarnya hingga kemarin mencapai Rp 403,13 miliar
Dalam Penawaran Umum Perdana ini, Perseroan menawarkan 312,5 juta saham baru atau setara dengan 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum. Dengan demikian, total dana yang dihimpun adalah sebesar Rp 39,06 miliar.
MEDS berkomitmen untuk menjaga kepercayaan yang diberikan pada investor dengan menjalankan standar good corporate governance (GCG) yang baik dengan tetap meningkatkan kinerja operasional dan keuangan Perseroan untuk memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham atau investor Perseroan.
Dana IPO akan digunakan untuk melakukan renovasi gudang milik Perseroan menjadi pabrik yang dapat beroperasi, pembelian mesin masker Duckbill, dan masker medis KN95, masker medis KF94 dan masker medis N95 serta bahan baku produksi.
Setelah IPO, Perseroan mampu memproduksi varian masker yang lebih luas. Emiten yang berasal dari Kota Cimahi, Jawa Barat ini yakin tren penggunaan masker akan tetap berlanjut meskipun pandemi sudah relatif terkendali.
Selain saham MEDS, terdapat pula saham emiten pengalengan, pembekuan, pengolahan, dan pengawetan hasil perikanan yakni PT Toba Surimi Industries Tbk (CRAB), di mana harga sahamnya menduduki posisi kedua dalam jajaran top gainers kemarin.
Saham CRAB ditutup melesat 16,24% ke posisi Rp 272/saham. Nilai transaksi saham CRAB pada perdagangan kemarin mencapai Rp 77,43 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 291,07 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham CRAB sebesar Rp 372,04 juta di pasar reguler.
CRAB ini merupakan salah satu emiten pendatang baru di bursa yang melantai pada Rabu minggu lalu.
Jika melihat data perdagangan, sejak perdagangan 10 Agustus hingga kemarin, saham CRAB belum pernah mengalami koreksi, tetapi saham CRAB sempat stagnan sekali.
Dengan ini CRAB telah mencatatkan kenaikan mencapai 34,65% dalam sepekan terakhir. Adapun dari harga IPO-nya hingga kemarin, saham CRAB sudah melejit hingga 81,33%.
Emiten asal Deli Serdang ini melepas 390.000.000 lembar saham baru kepada publik atau sekitar 20% dari modal ditempatkan dan disetor penuh, dengan harga penawaran Rp 150 per lembar saham. Sehingga, dana yang akan diraih melalui IPO adalah sebesar Rp 58,5 miliar.
Dana segar ini akan digunakan untuk belanja modal Perseroan dalam rangka ekspansi kapasitas produksi dengan pengadaan lima unit kapal laut untuk penangkapan bahan baku utama Perseroan yaitu hasil laut.
Saat ini Perseroan sedang berfokus dalam proses untuk melakukan ekspansi pangsa pasar dan tidak terbatas pada negara China. Ke depannya, Perseroan juga akan melakukan ekspansi termasuk pada penambahan lini bisnis dan penambahan kapasitas produksi.
Perseroan berencana dalam 3 tahun ke depan, jika harga dan waktu sudah sesuai, maka tidak menutup kemungkinan Perseroan akan menambah pabrik baru atau mengakuisisi perusahaan baru. Prospek yang terlihat cemerlang inilah yang membuat investor percaya untuk memegang saham CRAB.
Saat IHSG menghijau kembali, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.
![]() |
Saham emiten jasa pengurusan transportasi (freight forwarding) yakniPT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) kembali memimpin jajaran top losers pada perdagangan kemarin. Sebelumnya, saham RCCC juga memimpin top losers pada perdagangan Selasa lalu.
Saham RCCC ditutup ambruk 9,46% ke posisi harga Rp 134/saham. Dengan ini, maka saham RCCC pun menyentuh batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham RCCC pada perdagangan kemarin mencapai Rp 1,82 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 13,54 juta lembar saham.
Menurut data perdagangan, sejak melantai di BEI pada 2 Agustus hingga perdagangan kemarin saham RCCC mencatatkan koreksi sebanyak 3 kali.
Namun RCCC telah mengalami penurunan mencapai 19,76% dalam sepekan terakhir. Secara pergerakan, saham RCCC sudah berada di bawah harga IPO-nya atau melemah 0,74%.
Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham RCCC. Berdasarkan prospektusnya, RCCC merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa transportasi angkutan darat yang menyewakan armada truk.
Dalam listing perdananya, RCCC menawarkan 150 juta saham baru atau sebesar 20,00% dari total modal ditempatkan dan disetor penuh.
Perseroan akan menggunakan sekitar 75,17% dana IPO ntuk pembelian armada truk, sedangkan sisa dananya akan digunakan sebagai modal kerja.
Pada tahun 2022, perseroan menargetkan dapat mengoperasikan total 120 armada truk dari saat ini sebanyak 92 armada guna mendukung ekspansi usaha.
Melalui aksi korporasi ini, RCCC akan memperoleh dana segar Rp 20,25 miliar. Adapun perseroan menunjuk PT Elit Sukses Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Selain saham RCCC, saham emiten furnitur yakni PT Oscar Mitra Sukses Sejahtera (OLIV) kembali masuk ke jajaran top losers kemarin. Saham OLIV berakhir anjlok 9,26% ke posisi Rp 49/saham. Saham OLIV juga terkena batas ARB-nya kemarin.
Nilai transaksi saham OLIV pada perdagangan kemarin mencapai Rp 3 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 61,26 juta lembar saham. Namun, asing mengoleksinya hanya sebesar Rp 882.000.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 10 Agustus hingga kemarin, saham OLIV tak pernah menguat, di mana saham OLIV melemah sebanyak 6 kali. Dengan ini OLIV mencatatkan penurunan hingga mencapai 37,97% dalam sepekan terakhir dan ambles 41,67% dalam sebulan terakhir.
Belum diketahui terkait penyebab penurunan saham OLIV, namun diketahui sejauh ini OLIV belum melaporkan kinerja keuangannya yang terbaru.
Emiten yang bergerak di bidang perdagangan furnitur ini sejatinya belum lama melakukan aksi korporasi berupa penawaran umum perdana saham atau IPO.
OLIV resmi melantai di bursa saham domestik pada 17 Mei 2022 dengan melepas 400 juta saham di harga Rp 100/unit. Namun sayang, dalam kurun waktu dua bulan, harga saham OLIV malah 'nyender' dan tak jauh bergerak di kisaran harga IPO.
Sebagai informasi, OLIV merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan eceran furnitur untuk barang perlengkapan rumah tangga.
Sebagai perusahaan furnitur berbasis online melalui platform marketplace yang ada saat ini, OLIV berhasil mengubah kebiasaan masyarakat Indonesia untuk berbelanja produk "High Touch" secara daring.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah