Analisis Teknikal

Rupiah Mau Menguat? Tembus Dulu Fib. Retracement 61,8%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Kamis, 18/08/2022 07:50 WIB
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Isu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite membuat rupiah melemah dua hari beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS). Tekanan bagi rupiah masih akan berlanjut pada perdagangan Kamis (18/8/2022), apalagi bank sentral AS (The Fed) mengindikasikan akan terus menaikkan suku bunga.

Dalam rilis notula rapat kebijakan moneter dini hari tadi, The Fed menegaskan tidak akan mengendurkan kenaikan suku bunga sampai inflasi melandai secara substansial.

Meski demikian, The Fed tidak memberikan panduan berapa basis poin suku bunga akan dinaikkan September nanti. Pasar melihat bank sentral paling powerful di dunia ini akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 2,75% - 3%. Tetapi ada juga yang melihat kenaikan sebesar 75 basis poin.


Secara teknikal, penguatan tajam rupiah pada pekan lalu membuatnya kembali ke bawah Rp 14.730/US$, sebab merupakan Fibonacci Retracement 61,8%.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Namun, rupiah tertahan di sekitar support kuat Rp 14.660/US$ yang merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average 100/MA100), yang membuatnya melemah cukup tajam pada Senin (15/8/2022) dan masih berlanjut sehari setelahnya. Rupiah kini kembali ke atas Fib. Retracement 61,8%.

Rp 14.730/US$ kini menjadi level kunci yang bisa menentukan arah pergerakan rupiah.

Sementara itu indikator Stochastic pada grafik harian mulai naik dari wilayah jenuh jual (oversold).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang berada di wilayah oversold tentunya berisiko memicu pelemahan rupiah. Selama tertahan di atas Rp 14.730/US$ rupiah berisiko melemah.

Resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.785/US$ hingga Rp 14.800/US$, penembusan ke atas level tersebut akan membawa rupiah melemah lebih jauh.

Sementara jika mampu kembali ke bawah Rp 14.730/US$, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.700/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membawa rupiah menguat menguji kembali MA 100 di kisaran Rp 14.670/US$

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS