Drama Properti China Happy Ending, Bursa Asia Dibuka Ceria

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
17 August 2022 08:54
A woman walks past an electronic board showing Hong Kong share index outside a local bank in Hong Kong, Monday, April 1, 2019. Shares have surged in Asia following a bullish Friday on Wall Street, where the benchmark S & P 500 logged its biggest quarterly gain in nearly a decade. (AP Photo/Vincent Yu)
Foto: Bursa Hong Kong (AP Photo/Vincent Yu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan Rabu (17/8/2022), karena reli kuat dari perusahaan real estate China.

Indeks Nikkei dibuka naik 0,82% ke 29.102,13 dan Straits Times menguat 0,34% ke 3.264,74. Hal serupa terjadi pada Indeks Hang Seng Hong Kong dibuka terapresiasi 0,83% ke 19.995,77 dan Shanghai Composite China naik tipis 0,13% ke 3.282,1,

Namun, ASX 200 Australia terkoreksi 0,25% ke 7.087, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,27% ke 2.526,56. Sementara itu, bursa saham Indonesia ditutup untuk memperingati hari Kemerdekaan.

Saham properti China melonjak secara tak terduga setelah Beijing mengatakan kepada China Bond Insurance Co. Ltd. untuk memberikan jaminan penerbitan obligasi dalam negeri oleh "pengembang swasta model", termasuk Longfor Group yang terdaftar di bursa Hong Kong.

Dari India, tingkat inflasi harga grosir tahunan pada Juli 2022 melandai ke 13,93% dari 15,18% pada bulan sebelumnya, jika mengacu pada Kantor Penasihat Ekonomi India. Angka tersebut juga melampaui perkiraan analis Reuters di 14,2%.

Inflasi harga grosir (Whole Price Inflation/WPI) adalah indikator inflasi yang mengukur perubahan harga barang grosir sebelum dijual di pasar eceran kepada konsumen.

Menurut data Kementerian Perdagangan dan Perindustrian India, turunnya inflasi berasal dari turunnya harga bahan pangan grosir dan barang-barang manufaktur yang diimbangi oleh kenaikan harga bahan bakar dan listrik.

"Itu penurunan bulanan terbesar dalam indeks makanan sejak indeks agregat dimulai pada 2012 dan membalikkan sekitar setengah dari kenaikan harga pangan sejak Februari 2022," tutur Analis Capital Economics Adam Hoyes dikutip CNBC International.

"Penurunan hampir seluruhnya turun ke penurunan inflasi grosir dan menunjukkan risiko terbalik dari kekhawatiran tentang hasil panen yang lebuh rendah telah hilang," tambahnya.

Penurunan WPI sejalan dengan inflasi harga konsumen (IHK) yang melandai seperti yang dilaporkan pekan lalu.

Namun, beberapa anaslis memprediksikan bahwa bank sentral India kemungkinan akan menunggu hingga akhir kuartal terakhir sebelum mengurangi pengetatan pada kebijakan moneternya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mayoritas Libur, Beberapa Bursa Asia Hijau Gaes!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular