Top Gainers-Losers

Deretan Top Gainers & Losers, RAFI Teruntung, BUMI Terbuntung

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
15 August 2022 07:30
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada perdagangan Jumat (12/8/2022) akhir pekan lalu. Menurut data dari Bursa Efek Indonesia (BEI), indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melemah 0,43% di level 7.129,277 pada perdagangan akhir pekan lalu

Kendati melemah pada perdagangan akhir pekan lalu, tetapi IHSG masih menguat 0,63% dalam sepekan. Secara month-to-date (mtd), IHSG juga berhasil mencatatkan penguatan sebesar 2,75%. Bahkan IHSG sudah mendekati level psikologis 7.200.

Pada perdagangan akhir pekan lalu, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) sebesar Rp 761,5 miliar di seluruh pasar, dengan rincian sebesar Rp 631,67 miliar di pasar reguler dan sebesar Rp 129,83 miliar di pasar tunai dan negosiasi.

BEI mencatat rata-rata nilai transaksi harian IHSG mencapai sekitaran Rp 13 triliun pada akhir pekan lalu, dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali.

Di tengah melemahnya IHSG pada akhir pekan lalu, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Gainers

Saham emiten UMKM Kebab Turki Baba Rafi yakni PT Sari Kreasi Boga Tbk (RAFI) menjadi salah satu saham yang masuk jajaran top gainers pada akhir pekan lalu. Saham RAFI ditutup melesat 9,71% ke posisi harga Rp 192/saham.

Nilai transaksi saham RAFI pada perdagangan Jumat pekan lalu mencapai Rp 93,9 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 499,8 juta lembar saham. Sayangnya, investor asing melepas saham RAFI sebesar Rp 57,68 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan perdananya pada 5 Agustus lalu, saham RAFI sudah melejit hingga 52,38%, meski pada perdagangan kedua dan ketiga sempat terkoreksi.

Adapun kapitalisasi pasar saham RAFI hingga perdagangan akhir pekan lalu sudah mencapai Rp 600,59 miliar.

Sari Kreasi Boga atau SKB Food menjadi Perusahaan Tercatat ke-34 pada tahun 2022 dan secara keseluruhan menjadi Perusahaan Tercatat ke-800 di BEI.

SKB Food melepas sebanyak 948.090.000 lembar saham ke publik atau setara dengan 30,31% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah Penawaran Umum, dengan harga Rp 126 per lembar saham.

Adapun rencana penggunaan dana Perseroan nantinya adalah untuk mengakuisisi PT Lazizaa Rahmat Sentosa dan juga akan dimanfaatkan untuk pembelian bahan baku waralaba, bahan baku segar, sewa gudang, biaya gaji karyawan dan pemeliharaan.

Waralaba makanan dan minuman yang dimiliki dan dikuasai oleh Perseroan adalah Kebab Turki Babarafi, Container Kebab by Babarafi, Smokey Kebab, Sueger, Kebab Kitchen, Babarafi Café, Ayam Utuh, Jellyta, Raffi Express dan Ayam Pul. Perseroan mengembangkan bisnisnya bukan hanya di Indonesia, namun juga mancanegara.

Hingga saat ini, tercatat 969 mitra waralaba yang telah bergabung bersama Perseroan. Selain makanan timur tengah (kebab) Perseroan juga mengembangkan produk lain yaitu masakan yang berbahan baku ayam dan mengembangkan produk minuman dengan merek Sueger dan Jellyta.

Selain beberapa saham yang berhasil masuk ke jajaran top gainers, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Jumat pekan lalu.

Saham Top Losers

Saham emiten penyedia jasa penunjang budidaya perikanan dan tambak udang yakni PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top losers pada perdagangan akhir pekan lalu.

Saham AMMS ditutup ambruk 9,48% ke posisi harga Rp 105/saham. Dengan ini, maka saham AMMS terkena batas auto rejection bawahnya (ARB) akhir pekan lalu.

Nilai transaksi saham AMMS pada perdagangan akhir pekan lalu mencapai Rp 7,35 miliar dengan volume perdagangan sebanyak 65,03 juta lembar saham. Asing mengoleksi saham AMMS sebesar Rp 32,23 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak melantai di BEI hingga perdagangan kemarin AMMS tercatat 4 kali menguat, dan 3 kali merah. Dengan ini, saham AMMS masih tercatat mengalami kenaikan 6,06% dalam sepekan terakhir.

AMMS melantai di BEI pada 4 Agustus lalu, dengan melepas sebanyak 240 juta lembar saham di harga Rp 100. Dengan begitu, total dana yang diraih Perseroan melalui penawaran umum tercatat sebanyak Rp 24 miliar.

Rencananya, dana yang terkumpul dari hasil penawaran umum akan digunakan Perseroan untuk pengembangan bisnis pembelian alat-alat dan juga modal kerja untuk operasional Perseroan yang sedang tinggi permintaannya.

Lebih lanjut, Perseroan juga menerbitkan 336 juta Waran Seri I atau sebanyak 35% dari total jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh dengan rasio 5:7 sebagai pemanis.

Waran ini memberikan hak kepada pemegangnya untuk melakukan pembelian saham biasa dengan harga pelaksanaan Rp 100. Seluruh dana hasil pelaksanaan Waran Seri I akan digunakan AMMS untuk modal kerja ke depannya.

AMMS saat ini tengah memperhatikan kesempatan-kesempatan untuk dapat menjangkau dan memperluas pasarnya dalam memberikan jasa dan mendapatkan pendapatan dalam rangka mengembangkan usahanya.

Daerah Bali, Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat dinilai menjadi tempat yang menjanjikan dengan prospek usaha tambak udang yang luas, apalagi perusahaan selalu mengincar kesempatan yang ada. Perseroan juga memperhatikan daerah-daerah di luar daerah tersebut seperti Sumatra dan Sulawesi.

Perkembangan bisnis tambak udang membuat kebutuhan pelanggan meningkat dan memunculkan kebutuhan-kebutuhan baru pada industri tambak udang.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular