Dari Ratusan Juta Rakyat RI, Cuma 65% yang Punya Rekening

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Kamis, 11/08/2022 17:30 WIB
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani Saat Konferensi Pers: APBN KITA Agustus 2022. (Tangkapan Layar Youtueb Kemenkeu)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penetrasi keuangan di Indonesia harus terus dilakukan. Pasalnya, berdasarkan survei wawasan inklusi keuangan yang dilakukan hingga 2021 baru sekitar 65,4% masyarakat Indonesia yang memiliki rekening.

Menurutnya, hal ini menjadi tugas utama pemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan pendalaman penetrasi inklusi keuangan di Indonesia. Saat ini pemerintah bersama Otoritas Jasa Kauangan (OJK) terus melakukan penetrasi inklusi keuangan pada masyarakat.

"Jadi kita masih memiliki sekitar 35% orang dewasa di Indonesia, yang belum benar-benar termasuk, di mana mereka dapat menikmati tidak hanya permukaan, tetapi kemudian juga memiliki semua manfaat manfaat terhubung atau dimasukkan dalam lembaga keuangan," ujarnya dalam acara Woman in fintech di Hotel Indonesia Jakarta, Kamis (11/8/2022).


Sri mulyani melanjutkan lebih jauh, minimnya akses terhadap produk dan layanan keuangan ini tentunya menjadi salah satu alasan usaha kecil menengah di Indonesia belum berbenah dan belum memiliki daya dalam menciptakan lapangan kerja yang berkualitas.

"Jadi kami ingin memiliki kualitas pekerjaan yang lebih baik dan itu juga terkait dengan kemampuan mengakses keuangan, terutama pada kekuatan daerah atau penduduk yang sulit dijangkau, terutama wanita, pemuda dan orang-orang yang kami tinggal di pedesaan. daerah," jelasnya.

Dengan demikian, pemerintah mencoba menggunakan semua instrumen agar dapat menjangkau segmen penduduk yang paling sulit, yang belum terjangkau dalam inklusi keuangan. Salah satunya, melalui desa mandiri yang berfokus pada peningkatan kesejahteraan di pedesaan.

"Mereka semua sekarang lebih fokus transfer langsung dari pemerintah pusat ke tingkat desa untuk menciptakan unit usaha di tingkat desa dan kami berharap ini akan dapat lebih dipercepat" pungkasnya.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bankir Soal Produk Keuangan Syariah "Kurang" Populer & Diminati