
Inflasi AS Melandai, Harga Emas Ikutan Lunglai

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas terus melandai. Pada perdagangan Kamis (11/8/2022) pukul 06:15 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.790,04 per troy ons. Menyusut 0,12%.
Pelemahan emas memperpanjang tren negatif emas yang sudah berlangsung sejak kemarin. Pada perdagangan Rabu (10/8/2022), harga emas juga melandai 0,11% ke US$ 1.792,13 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas melemah 0,06% secara point to point. Namun dalam sebulan, harga emas masih meningkat 3,3% sementara dalam setahun melonjak 2,2%.
Analis Kitco Metals Jim Wyckoff mengatakan pelemahan emas disebabkan hawkishnya pernyataan pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) meskipun inflasi AS melandai. Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Presiden The Fed Chicago Charles Evans menegaskan jika bank sentral AS akan tetap menaikkan suku bunga AS secara agresif meskipun inflasi melandai.
Inflasi AS melandai ke 8,5% (year on year/yoy) pada Juli tahun ini, melandai dibandingkan pada Juni yang tercatat 9,1%. Inflasi Juli juga di bawah ekspektasi pasar yakni 8,7%.
Kashkari menegaskan suku bunga acuan The Fed akan di bawa ke 3,9% pada tahun ini dan 4,4% pada tahun depan, dari level saat ini 2,25-2,5%. "Tidak ada yang berubah. Kita harus membawa inflasi kembali ke level 2%," tutur Kashkari, seperti dikutip dari Reuters.
Pernyataan Kashkari tersebut mementahkan ekspektasi pasar yang semula berharap The Fed akan menurunkan agresivitas kebijakannya begitu inflasi melandai.
"Emas sempat menguat sebentar begitu pengumuman data inflasi AS keluar tetapi kemudian melemah. Investor menyadari jika inflasi belum sampai ke level rendah, inflasi hanya melandai," tutur Wyckoff, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!