SIDO ARB Berjilid-jilid, Analis Ramai-ramai Turunkan Rating
Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi harga saham PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) dimanfaatkan oleh direksi perseroan untuk melakukan aksi beli.
Sejak 28 Juli 2022, harga saham SIDO terus mengalami penurunan. Bahkan harga saham SIDO sempat mengalami Auto Reject Bawah (ARB) berjilid-jilid.
Harga saham SIDO mengalami ARB tiga hari beruntun sejak 29 Juli sampai 2 Agustus. Namun pada 3 Agustus 2022, salah seorang direksi yaitu Irwan Hidayat dilaporkan melakukan pembelian saham SIDO.
Penurunan kinerja keuangan SIDO di kuartal II membuat harga saham SIDO terkena ARB sejak akhir pekan lalu.
Laba bersih SIDO melorot 36% secara tahunan menjadi Rp 150 miliar pada kuartal II-2022. Secara kumulatif laba bersih SIDO tercatat sebesar Rp 446 miliar pada semester I-2022 atau turun 12% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Penjualan SIDO di kuartal II-2022 turun 15% secara tahunan dan disumbang oleh semua segmen bisnisnya terutama dari segmen jamu herbal dan makanan serta minuman.
Penurunan penjualan tersebut turut membuat stok SIDO meningkat. Namun di sisi lain, sebenarnya SIDO berhasil mencatatkan kenaikan ekspor lebih dari 100% secara tahunan pada kuartal II-2022.
Riset dari BNI Sekuritas menyampaikan penurunan penjualan SIDO diakibatkan oleh dua hal. Pertama adalah tekanan inflasi yang meningkat membuat konsumen beralih fokus dari sebelumnya mengkonsumsi suplemen kesehatan menjadi ke sektor bahan makanan pokok.
Lebih lanjut riset yang ditulis oleh Patricia Gabriela dan Laksmita Febriyanti tersebut mengatakan kondisi saat ini berubah dari tahun lalu di mana kenaikan kasus Covid-19 membuat permintaan Tolak Angin terdongkrak.
"Kami melihat hal ini kemungkinan dikarenakan orang sekarang lebih lalai pada situasi Covid-19, sehingga tidak ada permintaan suplemen herbal untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka," tulis laporan tersebut.
Sementara itu analis MNC Sekuritas Raka Junico mengatakan risiko untuk SIDO ke depan adalah permintaan yang lebih rendah hingga adanya potensi inflasi yang lebih tinggi dari perkiraan dan Raka memberikan rating HOLD untuk SIDO dengan target harga di Rp 780/unit.
Dengan kinerja yang kurang memuaskan tersebut, BNI Sekuritas memberikan rating SELL untuk SIDO dengan target harga di Rp 800/unit.
Senada dengan Raka Junico dari MNC Sekuritas, Natalia Sutanto analis BRI Danareksa Sekuritas juga memberikan rating HOLD untuk SIDO dengan target harga Rp 800/unit.
Perlu diketahui, rating HOLD yang disematkan untuk saham SIDO dari BRI Danareksa Sekuritas merupakan downgrade rating karena sebelumnya masih merekomendasikan BUY dengan target harga Rp 1.100/unit.
Rekomendasi HOLD juga diberikan oleh analis Yuanta Sekuritas Laras Nadira dengan target harga Rp 910/unit. Rating HOLD juga merupakan downgrade rating dari sebelumnya BUY dengan target harga Rp 1.110/unit.
Namun di tengah penurunan harga saham SIDO dan downgrade rating dari para analis, salah satu direksi SIDO yaitu Irwan Hidayat justru dilaporkan melakukan pembelian saham SIDO sebanyak 1.279.400 saham SIDO atau setara dengan 12.794 lot.
Harga pembelian saham SIDO sebesar Rp 780/unit yang berarti nilai transaksi mencapai Rp 997.932.000 atau hampir Rp 1 miliar.
Selain Irwan Hidayat, jajaran komisaris dan direksi lain yang memiliki kepemilikan saham SIDO adalah Johan Hidayat (Komisaris) dan Leonard (Direktur) yang masing-masing mengempit saham SIDO sebanyak 1.857.068 dan 1.313.550.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/vap)