Pembukuan INTA Disclaimer, Buntut Dicabutnya Izin IBFN

Teti Purwanti, CNBC Indonesia
09 August 2022 18:00
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Laporan keuangan PT Intraco Penta Tbk (INTA) mendapat disclaimer atawa opini tidak memberikan pendapat dari akuntan publik. Disclaimer timbul akibat buruknya kinerja keuangan perusahaan alat berat tersebut.

Berdasarkan keterbukaan informasi, Selasa (9/8/2022), INTA mengalami kerugian Rp 466,99 miliar per akhir tahun lalu. Pada saat yang bersamaan, INTA membukukan defisiensi modal Rp 1,69 triliun.

Belum berhenti sampai di situ, sejumlah utang INTA beserta anak usaha telah jatuh tempo. Kondisi ini menyebabkan ketidakpastian signifikan atas kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha.


Pandemi membuat perfoma INTA berantakan. Bahkan anak usaha INTA, yaitu PT INtan Baru Prana (IBFN) izin usahanya di bidang pembiayaan dicabut izin usahanya oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sejak 31 Januari 2022.

"Dampaknya, IBFN tidak lagi dapat melakukan kegiatan usahanya sebagai perusahaan pembiayaan sejak tanggal ditetapkan. Untuk menjaga kelangsungan usaha, maka IBFN harus mencari bidang usaha baru yang tidak berkaitan dengan sektor industri pembiayaan," jelas manajemen INTA dalam keterbukaan informasi.

Perseroan juga tengah melakukan restrukturisasi kepada kreditur IBFN. Restrukturisasi dilakukan dengan cara melakukan konversi utang emnajdi instrument keuangan lainnya yang bersifat ekuitas.

Selain itu, INTA juga berencana untuk menambah modal kepada IBFN dengan melakukan aksi korporasi penambahan modal dengan cara penerbitan saham baru melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau Tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).

"cara lainnya adalah mencari bidang usaha baru (non finance) untuk memastikan kelangsungan usaha perseroan," ungkap manajemen.

Ditambah lagi, perseroan juga baru saja menyelesaikan kerja sama keagenan untuk alat berat dengan merek dagang Volvo sejak Maret 2020. Demi menjaga kelangsungan usaha, akan berekspansi ke sektor tambang untuk memasarkan merek alat berat Liu Gong.

Ke depan INTA akan mengoptimalkan usaha perdagangan alat berat dan emndorong penjualan suku cadangan dengan jaringan distribusi yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia. Melanjutkan upaya diversikasi bisnis utama (core business) ke sektor industri lainnya selain sektor industri pertambangan, serta melakukan efisiensi biaya operasional dan re-organisasi.

INTA membukukan pendapatan usaha sebesar Rp 334,35 miliar pada semester I-2022. Jumlah ini meningkat 18,30% year on year (yoy) dibandingkan pendapatan usaha INTA di semester I-2021 sebesar Rp 282,62 miliar.

Mayoritas pendapatan usaha INTA di paruh pertama tahun ini disumbangkan oleh penjualan alat-alat berat sebesar Rp 168,14 miliar, kemudian diikuti oleh penjualan suku cadang sebesar Rp 102,59 miliar. Selain itu, INTA juga mencetak pendapatan jasa persewaan sebesar Rp 45,85 miliar di enam bulan pertama tahun ini.


(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kinerja Emiten Wulan Guritno, Cuan Ga Nih Lucy In The Sky?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular