Kinerja Lagi Jeblok, Irwan Hidayat Justru Borong Saham SIDO

Feri Sandria, CNBC Indonesia
Selasa, 09/08/2022 13:05 WIB
Foto: PT Sido Muncul, Sidomuncul, (Sido muncul)

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur emiten konsumer farmasi herbal, Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul (SIDO), Irwan Hidayat memborong 1,28 juta saham perusahaan yang dipimpinnya tersebut.

Berdasarkan dokumen yang terbit di keterbukaan informasi, Irwan yang sebelumnya tidak memiliki saham SIDO diketahui memesan 12.794 lot saham SIDO atau setara dengan 0,004% kepemilikan perusahaan.

Transaksi tersebut dilakukan pada 3 Agustus lalu dan dilaksanakan di harga Rp 780/saham. Artinya dana yang dikeluarkan oleh Irwan nyaris mencapai Rp 1 miliar.


Irwan menyebut bahwa transaksi tersebut dilakukan secara langsung dengan tujuan untuk menambah saham di perusahaan. Mengutip data RTI, sebelumnya terdapat dua petinggi perusahaan yang memiliki kepemilikan di SIDO yakni Johan Hidayat yang merupakan anggota komisaris dan Leonard yang merupakan direktur, masing-masing sebesar 0,006% dan 0,004%.

Laba Tertekan, Saham Turun Tajam

Sepanjang bulan April hingga Juni 2022, laba bersih SIDO melorot 36% secara tahunan (yoy) menjadi Rp 150 miliar. Secara kumulatif laba bersih SIDO tercatat sebesar Rp 446 miliar pada semester I-2022 atau turun 11,2% dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penjualan SIDO April-Juni juga turun 15% secara tahunan dan disumbang oleh semua segmen bisnisnya terutama dari segmen jamu herbal dan makanan serta minuman.

Riset dari BNI Sekuritas menyampaikan penurunan penjualan SIDO diakibatkan oleh dua hal. Pertama adalah tekanan inflasi yang meningkat membuat konsumen beralih fokus dari sebelumnya mengonsumsi suplemen kesehatan menjadi ke sektor bahan makanan pokok.

Lebih lanjut riset yang ditulis oleh Patricia Gabriela dan Laksmita Febriyanti tersebut mengatakan kondisi saat ini berubah dari tahun lalu di mana kenaikan kasus Covid-19 membuat permintaan Tolak Angin terdongkrak.

Hal tersebut juga menjadi alasan bagi sejumlah analis untuk menurunkan peringkat rekomendasi atas saham SIDO.

Melansir Refinitiv, bulan ini analis ramai-ramai menurunkan peringkat rekomendasi di saham SIDO yang semula banyak disarankan untuk dikoleksi oleh para analis, termasuk 4 sekuritas menyarankan strong buy dan 11 lainnya buy.

Bulan ini hal tersebut berubah dengan tersisa 1 analis menyarankan strong buy, 6 buy. Sedangkan analis lainnya menurunkan target harga dan peringkatnya menjadi hold sebanyak 6 analis dan bahkan ada satu analis yang menyarankan strong sell.

Analis yang menurunkan rekomendasinya menjadi hold termasuk dari Danareksa, UOB, HSBC dan Nomura.

Danareksa menurunkan target harga menjadi Rp 800 dari semula Rp 845. Sementara target harga UOB, HSBC dan Nomura masing-masing turun menjadi Rp 800, Rp 925 dan Rp 860.

Pada perdagangan hari ini hingga sesi I, saham SIDO diperdagangkan menguat 2,67% ke Rp 770/saham. Dalam sebulan terakhir saham SIDO telah tertekan lebih dari 20% dan sejak awal tahun masih melemah 10%.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(fsd/vap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat