Dolar Singapura Cetak Rekor vs Ringgit Malaysia, Rupiah Aman?
Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs dolar Singapura kembali mencetak rekor tertinggi sepanjang masa melawan ringgit Malaysia Selasa lalu. Melawan rupiah, dolar Singapura juga menguat meski tidak mencetak rekor.
Melansir data Refinitiv, dolar Singapura menyentuh RM 3,2374/SG$ yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa. Meski setelahnya berbalik turun. Pada perdagangan Kamis (4/8/2022), dolar Singapura berada di kisaran RM 3,2245/SG$, melemah tipis 0,05%.
Sementara melawan rupiah, dolar Singapura sempat menembus Rp 10.867/SG$ Selasa lalu yang merupakan harga termahal di tahun ini. Siang ini, mata uang Negeri Merlion ini berada di Rp 10.813/SG$, menguat 0,15% di pasar spot.
Dolar Singapura mampu terus melaju melawan ringgit akibat pengetatan moneter yang dilakukan Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS).
Untuk diketahui, di Singapura, tidak ada suku bunga acuan, kebijakannya menggunakan S$NEER (Singapore dollar nominal effective exchange rate), yang terdiri dari kemiringan (slope), lebar (width) dan titik tengah (centre).
Kebijakan moneter, apakah itu longgar atau ketat, dilakukan dengan cara menetapkan kisaran nilai dan nilai tengah dolar Singapura terhadap mata uang negara mitra dagang utama. Kisaran maupun nilai tengah itu tidak diumbar kepada publik.
MAS menaikkan slope pada Oktober 2021 dan Januari lalu, dan pada April kembali dinaikkan plus centre.
Slope berfungsi membuat penguatan/penurunan dolar Singapura lebih cepat/lambat. Ketika slope dinaikkan, maka dolar Singapura bisa menguat lebih cepat, begitu juga sebaliknya. Kenaikan slope tersebut membuat volatilitas harian dolar Singapura menjadi meningkat.
Inflasi di Singapura yang terus menanjak membuat MAS berpeluang kembali mengetatkan kebijakanya.
Pekan lalu menunjukkan inflasi tumbuh 6,7% year-on-year (yoy) pada Juni, yang merupakan level tertinggi dalam 14 tahun terakhir, tepatnya sejak September 2008.
Inflasi inti juga melesat 4,4% (yoy) dari Mei sebesar 3,6%, dan berada di level tertinggi sejak Desember 2008.
Inflasi inti merupakan acuan MAS dalam menetapkan kebijakan moneter. Semakin tinggi, maka MAS peluang MAS mengetatkan kebijakannya semakin besar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)