
Tak Terpengaruh Tensi Tinggi AS-China, Yield SBN Naik Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup melemah pada perdagangan Rabu (3/8/2022), di mana investor terus memantau panasnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China.
Investor cenderung melepas SBN pada hari ini, ditandai dengan naiknya imbal hasil (yield). Hanya SBN berjangka pendek yakni tenor 1 tahun dan SBN berjangka panjang tenor 30 tahun yang masih diburu oleh investor.
Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 1 turun tipis 0,3 basis poin (bp) ke level 4,179%. Sedangkan yield berjangka waktu 30 tahun melemah 2,9 bp ke posisi 7,326%.
Sementara untuk yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara meningkat 6,6 bp menjadi 7,225% pada hari ini.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga naiknya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang melemah, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Investor masih memantau panasnya tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dan China, setelah Ketua House of Representatives (DPR) AS, Nancy Pelosi tiba di Taiwan.
Meski begitu, investor cenderung mengabaikannya sejenak dan tetap melepas SBN hari ini, setelah beberapa hari mereka memburunya karena terbebani oleh kabar lesunya ekonomi AS.
Pada beberapa pekan sebelumnya, China telah memperingatkan AS untuk tidak melakukan kunjungan tersebut. Bagi China, Taiwan adalah bagian dari negerinya dan kunjungan itu bisa berarti mendukung kemerdekaan.
Pelosi tiba di Taiwan pada Selasa malam waktu setempat. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hua Chunying mengatakan dalam Twitternya bahwa kunjungan Pelosi adalah "provokasi politik besar".
Kebijakan One China Policy alias hanya ada satu China membuat Negeri Tirai Bambu geram terhadap ulah AS, terutama Pelosi. Sebagai catatan, ini adalah kunjungan pertama Ketua House of Representatives Negeri Adidaya ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir.
"Kunjungan ini berdampak parah terhadap fondasi hubungan AS-China. Ini juga merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah China," tegas Kementerian Luar Negeri China melalui keterangan tertulis.
Sementara menurut juru bicara Komando Teater Timur Tentara Pembebasan Rakyat China mengatakan akan melakukan serangkaian operasi militer bersama di sekitar Pulau Taiwan mulai Selasa malam.
Negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu pun disebut-sebut siap untuk menguji misil di wilayah timur perairan Taiwan.
Tak hanya di dalam negeri saja yang cenderung mengabaikan sejenak sentimen dari ketegangan AS-China, di AS sendiri, yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung melemah pada perdagangan hari ini waktu AS.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun naik tipis 0,2 bp ke posisi 3,081% pada hari ini pukul 07:10 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Selasa kemarin di 3,079%.
Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara AS juga naik 3,1 bp ke 2,772% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 2,741%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi