
AS-China Kembali Memanas, Yield SBN Hari Ini Beragam

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) ditutup cenderung beragam pada perdagangan Selasa (2/8/2022), di tengah hadirnya sentimen negatif dari China, di mana ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dengan China kembali memanas.
Sikap investor pada hari ini di pasar sekunder SBN cenderung beragam, di mana SBN tenor 1, 3, 15, dan 25 tahun kembali diburu oleh investor, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) dan harganya yang menguat.
Sebaliknya di SBN tenor 5, 10, dan 20 tahun dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield dan harganya yang melemah.
Melansir data dari Refinitiv, SBN tenor 3 tahun menjadi yang paling besar penurunan yield-nya pada hari ini, yakni melemah 9,4 basis poin (bp) ke level 4,508%.
Sedangkan, SBN berjatuh tempo 20 tahun menjadi yang paling besar kenaikan yield-nya hari ini, yakni menguat 3,8 bp ke posisi 7,237%.
Sementara untuk yield SBN berjangka waktu 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara naik 3,3 bp ke posisi 7,159% pada hari ini.
Adapun untuk yield SBN berjangka panjang yakni 30 tahun cenderung stagnan di 7,355%.
Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.
Meski di pasar sekunder sikap investor terlihat beragam, tetapi di pasar perdana atau pasar lelang, investor cenderung memburunya pada hari ini.
Pada Selasa hari ini, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan kembali menggelar lelang Surat Utang Negara (SUN).
Hasilnya, minat investor asing untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) meningkat tajam. Jumlah yang dimenangkan investor asing pada lelang hari ini bahkan menjadi yang tertinggi sepanjang 2022.
Seperti diketahui, pemerintah pada hari ini melelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN), yakni SPN03221102 (New Issuance), SPN12230413 (New Issuance), FR090 (Reopening), FR0091 (Reopening), FR0093 (Reopening), FR0092 (Reopening), dan FR0089 (Reopening).
DJPPR mencatat bahwa total penawaran yang masuk dalam lelang SUN hari ini mencapai Rp 36,91 triliun. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dalam empat lelang terakhir.
Dari jumlah penawaran sebesar Rp 36,91 triliun yang masuk, pemerintah menyerap sebesar Rp 19,06 triliun. Dengan demikian, pemerintah berhasil memenuhi target indikatif yang ditetapkan untuk kali pertama sejak 24 Mei lalu.
Dalam 10 lelang terakhir sebelumnya, pemerintah hanya sekali mampu memenuhi target indikatif lelang yang ditetapkan yakni pada 24 Mei 2022.
Pada lelang hari ini, penawaran yang datang dari investor asing mencapai Rp 6,95 triliun atau 18,83% dari total penawaran. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi dalam 11 lelang terakhir atau lima bulan terakhir.
Kendati minat investor asing meningkat, investor asing hanya meminati dua seri yakni seri benchmark FR090 tenor 5 tahun dan FR0091 tenor 10 tahun. Jumlah penawaran seri FR090 mencapai Rp 1,82 triliun sementara seri FR091 sebesar Rp 4,16 triliun.
Asing yang kembali berminat di pasar lelang SUN terjadi karena kondisi global yang kembali merana, apalagi ada kabar berhembus bahwa ketegangan antara AS dan China kembali memuncak.
Ketegangan antara AS dan China kembali terjadi setelah Ketua House of Representatives (DPR) AS, Nancy Pelosi dilaporkan akan tetap mengunjungi Taiwan.
Kunjungan tersebut telah diperingatkan oleh China. Bagi China, Taiwan adalah bagian dari negerinya dan kunjungan itu bisa berarti mendukung kemerdekaan.
Mengutip Reuters, Selasa hari ini, dua sumber mengatakan Pelosi dijadwalkan untuk bertemu dengan sekelompok kecil aktivis yang 'blak-blakan' tentang catatan hak asasi manusia (HAM) China selama dia tinggal di Taiwan. Hal ini mungkin dilakukan Rabu besok.
Sementara itu dari AS, yield obligasi pemerintah (US Treasury) cenderung melemah pada perdagangan hari ini waktu AS, karena investor juga cenderung merespons negatif terkait ketegangan AS-China.
Dilansir dari CNBC International, yield Treasury berjangka pendek yakni tenor 2 tahun turun 4,3 bp ke posisi 2,866% pada hari ini pukul 07:00 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Senin kemarin di 2,909%.
Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara AS juga melemah 4,1 bp ke 2,564% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 2,605%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi