Dunia Gonjang Ganjing, Ini Ternyata yang Paling Diwaspadai BI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
Senin, 01/08/2022 17:15 WIB
Foto: Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo dalam Acara Konferensi Pers: Hasil Rapat Berkala III KSSK 2022 (Tangkapan Layar Youtube Kementerian Keuangan RI)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mewaspadai ekspektasi inflasi, khususnya inflasi inti di tengah tingginya ketidakpastian global. Sederet kebijakan siap dijalankan untuk merespons kondisi tersebut.

"BI terus mewaspadai kenaikan inflasi dan kenaikan inflasi inti ke depan dan memperkuat bauran kebijakan moneter, baik stablilsasi nilai tukar rupiah, penguatan operasi moneter dan suku bunga," ungkap Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Senin (1/8/2022)


Salah satu yang dilakukan adalah dengan melakukan penjualan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

"BI memperkuat moneter dan forward looking untuk inflasi inti ke depan dengan memperhatikan struktur bunga di atas tenor 1 minggu - 1 tahun. Serta penjualan SBN untuk tenor-tenor di bawah 10 tahun atau jangka pendek," paparnya.

BI juga melakukan normalisasi likuiditas dengan kenaikan Giro Wajib Minimum (GWM) rupiah secara bertahap. Sejak 1 Maret hingga 15 Juli 2022, likuiditas yang terserap mencapai Rp 219 triliun.

"Dalam hal ini, kami tegaskan penyerapan likuiditas tak mengganggu perbankan dalam menyalurkan kredit dan partisipasi dalam pembelian SBN untuk pembiayaan APBN," terang Perry.


(mij/mij)
Saksikan video di bawah ini:

Video: "Syarat" Suku Bunga BI Bisa Turun Lebih Cepat Dari The Fed