
Kabar Pasar Hari Ini: Kinerja Emiten Hingga Cuan Dari DCII

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah tipis 0,08% di 6.951,12 pada perdagangan Jumat (29/7/2022). IHSG sejatinya sempat tembus level 7.000. Namun, penguatan terpangkas habis di sesi dua.
Indeks Wall Street kompak menguat lebih dari 1% semalam. Padahal, data pertumbuhan ekonomi AS menunjukkan kontraksi.
Bagaimana dengan sentimen penggerak IHSG hari ini, Senin (1/8/2022)? Berikut kabar pasar yang bakal mewarnai pergerakan indeks.
Premi Tembus Rp 3,53 T, Laba Tugu Insurance (TUGU) Tumbuh 58%
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk atau Tugu Insurance (TUGU) berhasil mencatatkan perolehan premi bruto secara konsolidasi Rp 3,53 triliun di semester I tahun 2022. Jumlah tersebut meningkat 25% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 2,81 triliun.
Direktur Teknik Tugu Insurance, Syaiful Azhar mengatakan, perolehan premi bruto tersebut didominasi oleh premi dari class of business (CoB) fire & property sebesar Rp 1,35 triliun dan offshore sebesar Rp 467,68 Miliar.
"Di Semester I tahun 2022 Tugu Insurance menunjukkan pertumbuhan positif di semua aspek, baik itu pertumbuhan premi, hasil underwriting, investasi maupun pendapatan usaha lainnya," ujar Azhar dalam keterangan tertulis,Jumat (29/7/2022).
Sah, Bank Bengkulu Siap Join KUB Bentukan Bank BJB
Bank BJB dan Bank Bengkulu memperkuat sinergi pengembangan bisnis dalam Kelompok Usaha Bank (KUB) yang bermarkas di Bandung, Jawa Barat. Lewat komitmen tersebut, bank bjb akan melakukan setoran modal secara bertahap sebesar Rp 250 miliar.
Saat ini, bank bjb telah melakukan penempatan dana kepada Bank Bengkulu sebesar Rp 100 miliar, yang akan dimintakan persetujuan terlebih dahulu kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebelum dilakukan pencatatan sebagai modal Bank Bengkulu.
Selanjutnya, akan dilakukan proses sebagaimana dipersyaratkan dalam peraturan OJK dalam rangka pembentukan KUB bank bjb dengan Bank Bengkulu, bersamaan dengan pelaksanaan setoran modal tahap selanjutnya yang direncanakan akan dilakukan pada 2023.
Bakar Duit, Rugi BBYB Semester I Lompat 360% Jadi Rp 611 M
Bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) mencatat rugi bersih tahun berjalan sebesar Rp 611,43 miliar hingga semester pertama 2022. Kerugian tersebut membengkak 360% secara tahunan (year on year/Yoy) dari sebelumnya yang sebesar Rp 132,86 miliar.
Mengutip laporan keuangan, pendapatan bunga bersih perusahaan sejatinya tercatat Rp 547,06 miliar pada paruh pertama tahun ini. Nilai ini melesat 301,8% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 136,12 miliar. BBYB bahkan mencatat provisi Rp 176,1 miliar, lompat 972% secara tahunan dari sebelumnya Rp 16,42 miliar.
Akan tetapi, BBYB membukukan kerugian naik 24 kali lipat menjadi Rp 302,73 miliar. Bakar duit melalui promosi juga meningkat 139,86% secara tahunan menjadi Rp 676,2 miliar.
Begini Penjelasan Manajemen ISAT Soal Laba Turun 42%
PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk (ISAT) mengatakan penurunan laba bersih hingga 42% karena adanya konsolidasi pada sewa menara yang tidak masuk pada pencatatan laporan keuangan kali ini. Nicky Lee Chi Hung Director & Chief Financial Officer mengatakan kalau di luar itu, data keuangan Indosat tumbuh hingga 105%.
"Jika di luar itu, kami profit hingga 105%," ungkap Nicky kepada media, Jumat (29/7/2022).
Berdasarkan laporan keuangan kuartal II-2022 yang dipublikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), laba Indosat tercatat hanya Rp 3,2 triliun atau turun 41,76% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 5,5 triliun.
Terdampak Perang, Laba Garuda Food Turun 8% Jadi Rp 213,61 M
Emiten konsumer, PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (GOOD) mencatatkan laba bersih Rp 213,61 miliar semester pertama tahun ini. Nilai ini turun 8,11% dari periode yang sama tahun lalu, Rp 232,46 miliar.
Paulus Tedjosutikno, Direktur GOOD mengatakan, penurunan itu dipengaruhi oleh kenaikan harga beberapa komoditas bahan baku sebagai dampak kondisi pandemi dan konflik Rusia-Ukraina yang berkepanjangan sehingga memicu kelangkaan kontainer, tingginya freight cost dan kelangkaan bahan baku.
"Kenaikan harga yang terjadi sangat cepat dan tidak terkendali ini (hiperinflasi) sudah dirasakan perseroan sejak semester II-2021 sehingga biaya produksi Perseroan juga ikut terimbas naik," jelas Paulus dalam keterangan resmi, Jumat (29/7/2022).
Harga Batu Bara Menghangat, Kinerja BUMI yang Membara
PT Bumi Resources Tbk membukukan pendapatan US$ 1,01 miliar sepanjang periode 2021. Jumlah ini naik 27,6% jika dibandingkan dengan perolehan tahun sebelumnya USD 790,4 juta.
Dengan pertumbuhan pendapatan tersebut, BUMI berhasil mencetak laba komprehensif tahun berjalan sebesar USD 223,4 juta, setelah sebelumnya sempat mengalami kerugian pada 2020 sebesar USD 337,4 juta.
Adapun rata-rata harga jual batu bara BUMItercatat mengalami kenaikan dari USD 44,2 per ton pada 2020, menjadi USD 67,4 per ton pada 2021.
"Harga batu bara dunia terus meroket dengan tingkat kenaikan sebesar 85,6% sepanjang 2021 dan ditutup pada harga USD 151,8 per ton, bahkan harga tertinggi sepanjang sejarah berhasil menyentuh USD 400 per ton," kata Direktur BUMI R.A. Sri Dharmayanti, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPTS), Jumat (29/7/2022).
Rugi Bank Aladin Membengkak Naik 25 Kali Lipat Jadi Rp 80 M
Emiten perbankan digital, Bank Aladin Syariah (BANK), mencatatkan rugi bersih Rp 80,77 miliar pada semester pertama 2022. Angka tersebut membengkak 25 kali lipat dari kerugian periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 3,13 miliar.
Kerugian ini terjadi kendati total pendapatan pengelolaan dana oleh bank sebagai mudharabah meningkat menjadi Rp 33,04 miliar dari semula Rp 18,47 miliar pada akhir Juni 2021
Namun beban operasional perusahaan yang membengkak nyaris 200% membuat kinerja bottom line perusahaan semakin tertekan dalam. Total beban operasional perusahaan naik menjadi Rp 105,58 miliar dari semula tercatat hanya 37,88 miliar.
DCII Untung Rp 143 M, Anthoni Salim Cuan Rp 15 M, yang Lain?
Emiten data center, PT DCI Indonesia Tbk (DCII) mencetak kinerja cukup moncer. Berdasarkan laporan keuangan perseroan dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), DCII mencatat laba bersih semester I-2022 sebesar Rp 143 miliar. Angka tersebut naik sebesar 30% jika dibandingkan pada periode yang sama tahun 2021, Rp 110 miliar.
Sejalan dengan pertumbuhan itu, laba per saham (earnings per share/EPS) ikut terkerek naik. Kenaikannya menjadi Rp 60 per saham dari sebelumnya Rp 46 per saham pada periode yang sama tahun lalu.
Dengan tumbuhnya EPS DCII, maka kekayaan pemegang saham terbesarnya pun bertambah. Adapun pemegang saham terbesar DCII yakni Otto Toto Sugiri yang merupakan Presiden Direktur DCII, di mana beliau memiliki saham DCII sebanyak 712.784.905 lembar saham atau 29,9%. Dengan EPS DCII sebesar Rp 60 per saham, maka dana yang didapat oleh Otto Sugiri mencapai Rp 42,77 miliar.
Selain Otto Sugiri, Marina Budiman selaku Presiden Komisaris yang juga merupakan pengendali DCII, memiliki sebanyak 536.505.149 lembar saham atau 22,51%. Maka dana yang didapat Marina Budiman di DCII jika EPS-nya Rp 60 per saham mencapai Rp 32,19 miliar.
Teka-teki Transaksi Rp 1,5T, Benarkah Alibaba Borong FREN?
Kabar masuknya perusahaan milik Jack Ma, Alibaba, sebagai investor di perusahaan telekomunikasi milik Grup Sinar Mas PT Smartfren Telecom Tbk (FREN) belum terang-terangan diungkapkan manajemen. Melalui keterbukaan yang disampaikan perseroan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), hanya dijelaskan bahwa salah satu pemegang saham sudah menjual kepemilikannya.
PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), salah satu pemegang saham yang juga terafiliasi dengan Grup Sinar Mas, telah menjual 19,6 miliar saham FREN ke pihak ketiga. Dalam surat yang disampai perseroan, Direktur Smartfren Antony Susilo menjelaskan penjualan tersebut terjadi pada 26 Juli 2022.
"Melalui strategi Beyond Telco, FREN fokus mengembangkan layanan digital baru. Untuk itu, perseroan perseroan mencari kesempatan untuk berkolaborasi dengan penyedia jasa lokal maupun global untuk menunjang strategi beyond telko perseroan" paparnya dalam keterbukaan yang disampaikan, Kamis (28/7/2022).
Dalam keterbukaan yang disampaikan oleh DSSA, Corporate Secretary Dian Swastika, Susan Chandra menyampaikan perusahaan melakukan penjualan 6 persen saham FREN atau setara 19.604.974.800 (19,6 miliar) saham. Harga pelaksanaan Rp 77 sehingga total transaksi mencapai Rp1,5 triliun. "Tanggal transaksi penjualan saham FREN dilakukan pada 26 Juli 2022," jelasnya.
Dua Perusahaan Hary Tanoe Merger, Bisa Sebesar Apa?
Pemilik Grup MNC Hary Tanoesoedibjo membisikkan potensi penggabungan atau merger dua emiten media miliknya kepada para investor pada gelaran Rapat Umum Pemegang Saham tahunan (RUPST).
Kedua emiten yang dirumorkan akan melakukan merger adalah Global Mediacom (BMRT) yang merupakan induk perusahaan media Grup MNC dengan anak usahanya Media Nusantara Citra (MNCN) yang merupakan operator empat stasiun televisi swasta di Indonesia.
"Ada rencana MNCN dan BMTR dimerger," ujar Hary Tanoe pasca sesi tanya jawab RUPS usai. Meski demikian ia menegaskan kepada notaris bahwa hal tersebut bukan bagian dari resolusi RUPS.
Adapun jenis merger yang akan dilakukan adalah upstream merger, di mana MNCN akan dilebur ke BMRT, sehingga secara otomatis BMRT menjadi surviving company.
Pemilik Grup MNC tersebut juga menyebut bahwa kondisi saham BMTR yang selalu sideways menjadi salah satu alasan utama dibalik rencana merger ini.
(RCI/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Pasar Ini Jangan Sampai Lolos