Review Sepekan

Kinerja Emiten Selamatkan IHSG dari Isu Suku Bunga & Resesi

Feri Sandria, CNBC Indonesia
30 July 2022 11:40
Karyawan melintas di depan layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah kekhawatiran akan pelemahan ekonomi dunia pasca pengumuman kebijakan moneter dan data ekonomi AS, Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) malah menguat pekan ini. Hal ini salah satunya ditopang oleh kinerja emiten yang tumbuh signifikan, khususnya emiten perbankan raksasa.

Dalam lima hari perdagangan, IHSG ditutup menguat tiga kali pada dan melemah di awal dan akhir pekan. Pada perdagangan Jumat (29/7) kemarin, IHSG yang sepanjang hari berada di zona hijau, bahkan tercatat sempat menguat nyaris 1%, harus rela berakhir di zona merah tepat sebelum lonceng penutupan perdagangan resmi dibunyikan.

Kemarin IHSG ditutup melemah tipis 0,08% ke posisi 6951,12. Artinya dalam sepekan IHSG tercatat menguat 0,93% dan merupakan penguatan pekan kedua secara beruntun.

Mengutip data bursa, pekan ini asing tercatat melakukan aksi beli (net buy) Rp 1,32 triliun di semua pasar. Meski demikian dari pasar reguler asing malah melepas saham senilai Rp 488,33 miliar.

Pekan ini total transaksi di pasar modal tercatat sebesar Rp 70,68 triliun atau setara dengan rata-rata harian Rp 14,13 triliun yang dapat dikatakan cukup ramai, meski masih di bawah torehan awal tahun ini. Volume perdagangan pekan ini melibatkan 167 miliar saham dan ditransaksikan sebanyak 6,85 juta kali.

Kinerja positif IHSG juga sejalan dengan bursa global lainnya tang ikut menguat meskipun data negara adidaya AS mengetatkan kebijakan moneter dan mengumumkan kontraksi ekonomi pada kuartal kedua tahun ini.

Kamis dini hari waktu Indonesia bank sentral AS resmi menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) untuk keempat kalinya tahun ini sebesar 75 bps menjadi 2,25% hingga 2,5%.

Tingginya suku bunga AS, berarti saat ini selisih FFR dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) akan semakin menyempit. Hal tersebut dapat menjadi ancaman karena membuat investasi di pasar keuangan Indonesia menjadi relatif kurang menarik, khususnya di pasar obligasi.

Kemudian pada Kamis malam waktu Indonesia giliran Biro Analisis Ekonomi Departemen Perdagangan AS yang menyampaikan berita buruk lain yakni kontraksi 0,9% secara tahunan (yoy) pada kuartal II 2022. Sebelumnya di tiga bulan pertama 2022 dan terbari (-) 0,9% pada kuartal kedua tahun ini. Hal ini memenuhi definisi resesi yang umum digunakan.

Kendati demikian Biro Riset Ekonomi Nasional (NBER) AS, wasit resmi resesi, belum mengumumkan apakah AS telah berada atau sedang dalam resesi. Lebih kompleks dari pemahaman umum, NBER menggunakan beberapa faktor lain termasuk angka pengangguran, pendapatan, output industri dan berbagai faktor lain untuk menentukan apakah ekonomi telah mengalami resesi.

Secara resmi, NBER mendefinisikan resesi sebagai "penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang tersebar di seluruh perekonomian dan berlangsung lebih dari beberapa bulan." Para ekonom biro tersebut bahkan mengaku tidak menggunakan produk domestik bruto sebagai barometer utama.

Akan tetapi kinerja gemilang yang dicatatkan emiten RI tampaknya ikut menaikkan kepercayaan diri investor, sehingga bursa dalam negeri dapat ditutup menguat pekan ini.

Pekan ini keempat bank terbesar RI yakni Bank BRI (BBRI), Bank Mandiri (BMRI), Bank BNI (BBNI) dan Bank BCA (BBCA) melaporkan kinerja keuangan yang ciamik dengan masing-masing mengalami pertumbuhan signifikan dari periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, investor keyakinan investor akan ekonomi RI yang masih oke ikut diperkuat oleh torehan positif emiten sektor konsumer yakni Unilever Indonesia (UNVR) dan Astra Internasional (ASII). Kinerja positif UNVR dan ASII ikut mencerminkan konsumsi masyarakat pada kuartal kedua dan selama momen lebaran tidak melemah.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Balik ke Level 7.000, IHSG Putus Pelemahan Dua Pekan Beruntun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular