Lima Hari Beruntun SBN Diburu Investor, Yield Terus Turun

Chandra Dwi Pranata, CNBC Indonesia
29 July 2022 20:17
Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas obligasi pemerintah atau Surat Berharga Negara (SBN) kembali ditutup menguat pada perdagangan Jumat (29/7/2022) akhir pekan ini, di tengah lesunya lagi ekonomi Amerika Serikat (AS) pada kuartal kedua tahun 2022.

Mayoritas investor kembali memburu SBN pada hari ini, ditandai dengan turunnya imbal hasil (yield) di hampir seluruh tenor SBN. Hanya SBN tenor 15 tahun yang cenderung dilepas oleh investor, ditandai dengan naiknya yield dan melemahnya harga.

Melansir data dari Refinitiv, yield SBN bertenor 15 tahun naik 5,8 basis poin (bp) ke posisi 7,444% pada perdagangan hari ini.

Sementara itu, yield SBN berjatuh tempo 10 tahun yang merupakan SBN acuan negara melemah signifikan sebesar 11,3 bp ke 7,197%.

Yield berlawanan arah dari harga, sehingga turunnya yield menunjukkan harga obligasi yang sedang menguat, demikian juga sebaliknya. Satuan penghitungan basis poin setara dengan 1/100 dari 1%.

Sudah lima hari beruntun atau sepanjang pekan ini, investor memburu SBN, setelah beberapa pekan terakhir investor melepasnya akibat sikap agresif bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menaikan suku bunga acuannya demi menjinakan inflasi di AS.

Investor yang kembali memburu SBN dapat diartikan bahwa mereka cenderung khawatir dengan kondisi global, sehingga mereka cenderung memburu aset safe haven.

Apalagi, dengan ekonomi AS yang kembali melambat membuat investor kembali memburu SBN pekan ini.

Sebelumnya, pada Kamis malam waktu Indonesia, US Bureau of Economic Analysis melaporkan pembacaan awal terhadap ekonomi Negeri Paman Sam, yang menunjukkan adanya kontraksi alias pertumbuhan negatif negatif 0,9% pada kuartal II-2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq).

Pada kuartal I-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga terkontraksi 1,6% (qtq).

Saat ekonomi suatu negara mengalami kontraksi kuartalan dalam dua kuartal beruntun, itu disebut dengan resesi teknikal. So, Negeri Paman Sam kini sudah resmi masuk ke 'jurang' resesi.

Meski begitu, sejatinya pelaku pasar di AS cenderung optimis, ditandai dengan cerahnya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Rabu dan Kamis pekan ini, dan berpotensi berlanjut pada hari ini.

Pelaku pasar AS yang cenderung optimis membuat pasar obligasi pemerintah AS cenderung dilepas oleh investor. Tetapi pada hari ini, yield obligasi pemerintah AS (US Treasury) cenderung beragam.

Dilansir dari CNBC International, yield Treasury tenor 2 tahun turun 0,9 bp ke posisi 2,868% pada hari ini pukul 07:07 waktu setempat, dari sebelumnya pada perdagangan Kamis kemarin di 2,877%.

Sedangkan untuk yield Treasury tenor 10 tahun yang merupakan acuan obligasi negara AS justru menguat 2 bp ke 2,701% pada hari ini, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di 2,681%.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar SBN Masih Diburu Investor, Yieldnya Turun Lagi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular