Amerika Resmi Resesi, Emas Jadi Seksi?

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas melemah setelah sempat melonjak tajam kemarin. Pada perdagangan Jumat (29/7/2022) pukul 06:45 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.753,99 per troy ons. Turun tipis 0,09%.
Pelemahan emas terjadi setelah harganya melonjak tajam dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan kemarin, emas melesat 1,3% ke US$ 1.755,5 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,6% secara point to point. Namun dalam sebulan, harga emas masih melemah 3,5% sementara dalam setahun merosot 4,04%.
Phillip Streible, analis dari Blue Line Futures, mengatakan emas sempat menguat tajam kemarin karena memburuknya data pertumbuhan perekonomian Amerika Serikat (AS). Ekonomi AS mencatatkan kontraksi sebesar 0,9% pada kuartal II-2022. Artinya, ekonomi Negara Paman Sam sudah terkontraksi selama dua kuartal.
Pada kuartal I-2022, pertumbuhan mereka juga terkontraksi 1,6%. Secara teknikal, ekonomi AS sudah masuk resesi.
Kondisi ini diharapkan bisa membuat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) untuk melunakkan kebijakan agresifnya. "Kondisi seperti ini menjadi daya tarik untuk pergerakan emas," tutur Streible, kepada Reuters.
Semakin menariknya emas bisa terlihat dari pergerakan harga sang logam mulia. Harga emas sempat jatuh ke bawah US$ 1.700 pada 20 Juli lalu tetapi emas bangkit dan bisa kembali ke level US$ 1.750 dalam waktu kurang dari 10 hari.
Michael Matousek, dari U.S. Global Investors, mengatakan data pertumbuhan ekonomi yang memburuk sementara inflasi masih tinggi menunjukkan bahwa laju inflasi yang tinggi tidak hanya bisa diredam melalui kebijakan The Fed. Inflasi mungkin akan tetap tinggi meskipun The Fed menaikkan suku bunga.
Situasi tersebut diperkirakan akan membuat emas semakin menarik ke depan. "Harga emas selama ini sudah melemah dan dengan perkembangan yang terbaru maka emas menjadi lebih menarik," tuturnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Kilaunya Makin Meredup, Harga Emas Turun Lagi
(mae/mae)