Top Gainers-Losers

Emiten Hary Tanoe Paling Meroket, Saham Properti Ini Boncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
29 July 2022 06:55
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup cerah bergairah pada perdagangan Kamis (28/7/2022) kemarin, mengabaikan sentimen dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,85% ke posisi 6.956,817. IHSG konsisten bergerak di zona hijau sejak awal perdagangan dibuka dan kembali menembus level psikologis 6.900.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melesat di posisi 6.925,47. Sempat mereda sejenak beberapa menit setelah dibuka, kemudian IHSG bangkit lagi sekitar pukul 09:30 WIB. Bahkan, IHSG sempat melesat lebih dari 1% kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 18 triliun dengan melibatkan 32 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,6 juta kali. Sebanyak 322 saham menguat, 197 saham terkoreksi, dan 173 saham lainnya mendatar.

Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) sebesar Rp 137,44 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 113,14 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing mencatatkan net sell sebesar Rp 24,3 miliar.

Saat IHSG cerah bergairah, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Tercatat setidaknya ada dua saham emiten Grup MNC yakni PT Global Mediacom Tbk (BMTR) dan PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN) yang masuk ke jajaran top gainers kemarin.

Saham BMTR ditutup melejit 17,02% ke posisi harga Rp 330/saham pada perdagangan kemarin. Sedangkan saham MSIN berakhir melonjak 12,68% ke posisi Rp 5.775/saham kemarin.

Nilai transaksi saham BMTR pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 324,63 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 964,87 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BMTR sebesar Rp 60,04 miliar di pasar reguler.

Sedangkan di saham MSIN, nilai transaksinya pada perdagangan kemarin mencapai Rp 22,81 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 4,14 juta lembar saham.

Di pasar reguler, asing mengoleksi saham MSIN sebesar Rp 6,68 miliar. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing melepasnya sebesar Rp 7,15 miliar.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham BMTR mencatatkan penguatan sebanyak 6 kali dan melemah sebanyak 3 kali. Sedangkan di saham MSIN dari perdagangan 18 Juli hingga kemarin, hanya sekali melemah, 7 kali menguat, dan sekali stagnan.

Emiten Holding Grup MNC, Global Mediacom telah mengumumkan rencana penerbitan Obligasi Berkelanjutan III dengan target dana Rp 1,3 triliun dan untuk Sukuk Berkelanjutan III dengan target Rp 900 miliar.

Penerbitan obligasi dan sukuk tersebut dimaksudkan untuk kebutuhan refinancing dan penguatan modal kerja perseroan. Adapun untuk tahap I tahun 2022, perusahaan menawarkan obligasi senilai Rp 700 miliar dan sukuk senilai Rp 500 miliar.

Di lain sisi, ada kabar bahwa BMTR dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) bakal di-merger. Kabar ini terungkap dari unggahan instagram salah satu pelaku pasar modal, Lukas Setia Atmaja.

Dalam akunnya tersebut, ia mengunggah foto antara value investor Lo Kheng Hong bersama bos MNC Group, Harry Tanoesoedibjo. Unggahan tersebut juga memuat caption dengan catatan salah satu pemicu kenaikan harga saham BMTR dan MNCN kemarin, lantaran ada informasi terkait merger selama rapat umum pemegang saham (RUPS).

Lo Kheng Hong belakangan memang mulai memusatkan saham BMTR sebagai salah satu portofolionya. Lo Kheng Hong saat ini menguasai 1,05 miliar saham atau setara 6,45% saham BMTR.

Selain dua saham Grup MNC, terdapat pula beberapa saham berkapitalisasi pasar besar di atas Rp 40 triliun. Adapun saham tersebut yakni emiten pertambangan emas dan nikel, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan saham bank digital, PT Bank Jago Tbk (ARTO).

Saham ANTM ditutup melompat 12,04% ke posisi Rp 2.000/saham kemarin. Nilai transaksi saham ANTM pada perdagangan kemarin mencapai Rp 661,02 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 342,36 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ANTM sebesar Rp 2,69 miliar di pasar reguler.

Sedangkan saham ARTO ditutup melesat 9,85% ke Rp 10.875/saham. Nilai transaksi saham ARTO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 310,78 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 29,76 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ARTO sebanyak Rp 45,25 miliar di seluruh pasar.

Pendorong melesatnya saham ANTM adalah kenaikan harga logam dasar seperti emas akibat kenaikan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Sedangkan, penyebab harga saham ARTO melesat dan masuk ke jajaran top gainers adalah karena saham ARTO resmi masuk indeks LQ45.

Saat IHSG melesat, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten properti yakni PT Bekasi Asri Pemula Tbk (BAPA) memimpin jajaran top losers kemarin, di mana sahamnya ditutup ambruk 6,99% ke posisi harga Rp 133/saham. Dengan ini, maka saham BAPA terkena batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham BAPA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 43,9 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 308,3 juta lembar saham. Investor asing melepas saham BAPA sebesar Rp 23,76 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham BAPA mencatatkan penguatan sebanyak 6 kali, sedangkan sisanya yakni 2 kali melemah dan sekali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham BAPA masih melejit 43,01%. Sedangkan dalam sebulan terakhir, BAPA juga masih melonjak hingga 40%.

Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham BAPA. Tetapi dari sisi kinerja keuangannya, BAPA masih membukukan rugi bersih sebesar Rp 1,07 miliar per 31 Maret 2022, sedikit menyusut dari rugi bersih periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 1,26 miliar.

BAPA kembali merugi lantaran pendapatan bersih perusahaan hanya Rp 821,63 juta per kuartal I tahun ini. Pendapatan bersih BAPA ternyata belum mampu mengimbangi tingginya beban umum dan administrasi.

Seperti periode sebelumnya, selama 3 bulan pertama 2022, BAPA masih terbebani besarnya beban umum dan administrasi yang mencapai Rp 1,15 miliar.

Sebagai informasi, BAPA bergerak dalam bidang real estate. Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada tahun 2004.

Perusahaan dan anak perusahaan memiliki dan mengelola proyek-proyek yang berlokasi di Serpong dan Bekasi, yaitu Bumi Serpong Residence, Taman Alamanda, dan Alamanda Regency.

Selain saham BAPA, juga terdapat saham emiten perdagangan elektronik dan furniture yakni PT Damai Sejahtera Abadi Tbk (UFOE). Saham UFOE ditutup ambles 6,64% ke Rp 985/saham dan juga terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham UFOE pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,1 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 5,17 juta lembar saham. Asing juga melepas saham UFOE sebesar Rp 94,29 juta di pasar reguler.

Saham UFOE terus bertengger di jajaran top losers sejak Jumat pekan lalu. Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham UFOE hanya mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, sedangkan sisanya yakni 6 kali melemah.

Dalam sepekan terakhir, saham UFOE ambruk 29,64%. Sedangkan selama sebulan terakhir, UFOE ambles 15,81%.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham UFOE. Jika melihat kinerja keuangan perseroan, pada kuartal I-2022, UFOE berhasil mencatatkan pendapatan sebesar Rp 172,12 miliar, naik 4,3% dari tahun sebelumnya yakni Rp 165,04 miliar.

Selain itu laba bersih yang diperoleh perusahaan pada kuartal I-2022 sebesar Rp 2,91 miliar, turun 15,3% dari tahun sebelumnya yakni Rp 3,42 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular