Bos Mandiri Yakin Ekonomi RI Bakal Tumbuh di Atas 5%

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Jumat, 29/07/2022 07:55 WIB
Foto: Dirut Bank Mandiri Darmawan Junaidi

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan sesuai target pemerintah yaitu sebesar 5,1%.

Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, secara makro, perputaran roda ekonomi nasional mampu menjadi perisai dari ancaman gejolak global.

Menurutnya, di tengah ketidakpastian ekonomi global, Indonesia masih dapat bertahan karena fundamental ekonomi yang kuat. Apalagi pemerintah mendukung aktivitas ekonomi bisnis melalui berbagai kebijakan dan strategi agar ekonomi dapat berputar kondusif.


"Secara proyeksi, tim ekonomi Mandiri memproyeksikan ekonomi tumbuh di atas 5%," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (28/7/2022).

Darmawan menyebut, aktivitas dan mobilitas masyarakat mampu mendorong permintaan kredit perbankan yang terus meningkat. Sehingga, jika ekonomi makro Indonesia baik, maka pertumbuhan industri perbankan juga akan ikut terkerek.

Apalagi, kata Darmawan, saat ini perseroan sedang berfokus pada layanan teknologi karena perubahan gaya hidup masyarakat yang serba digital, termasuk dalam mengakses jasa keuangan perbankan.

"Secara bisnis model, kita mengedepankan teknologi, kita luncurkan Livin', Kopra, dan Smart Branch. Sehingga, kita optimis pertumbuhan bisa double digit sampai akhir 2022," ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Treasury dan International Banking Bank Mandiri Panji Irawan mengatakan, Bank Indonesia (BI) juga akan menjaga dan mengendalikan likuiditas perbankan dalam berbagai kebijakan untuk merespons lonjakan angka inflasi.

"Nah salah satu risiko yang perlu diwaspadai bagaimana kita kendalikan kenaikan inflasi, dan respons BI akan sesuaikan likuiditas maupun suku bunga," ucapnya.

Dalam hal ini, kata Panji, dalam menjaga likuiditas, BI menerapkan kebijakan melalui penyesuaian Giro Wajib Minimum (GWM). Menurutnya, melalui kebijakan tersebut, akan terserap sekitar Rp 260-300 triliun dari likuiditas DPK perbankan masuk ke GWM.

Likuiditas perbankan pun masih akan cukup. Di sisi lain, perbankan juga masih memiliki portofolio surat berharga. 


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bank Mandiri (BMRI) Cetak Laba Rp 13,2 T di Kuartal I - 2025