
CHEM-AGRO Meroket, ESTA-WINR Paling Ambles bles..

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terapresiasi pada perdagangan Rabu (27/7/2022) kemarin.
Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup menguat 0,39% ke posisi 6.898,216. IHSG hanya menyentuh zona merah tipis-tipis saja pada perdagangan sesi pertama kemarin. Dengan ini, maka IHSG kembali 'pepet' zona psikologisnya di 6.900 kemarin.
Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka menguat 0,27% di posisi 6.889,94. Pada perdagangan sesi I sekitar pukul 10:00 hingga 11:00 WIB, pergerakan IHSG cenderung 'galau' di mana IHSG sempat menyentuh zona merah namun tipis-tipis.
Pada perdagangan sesi II kemarin, pergerakan IHSG cenderung membaik meski sekitar pukul 14:00 WIB IHSG sempat bergelombang kembali. Adapun level tertinggi intraday IHSG kemarin berada di 6.911,9, sedangkan level terendah intraday-nya di 6.861,447.
Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 12 triliun dengan melibatkan 30 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,3 juta kali. Sebanyak 254 saham naik, 258 saham turun, dan 172 saham lainnya mendatar.
Investor asing mencatatkan penjualan bersih (net sell) mencapai Rp 10,74 miliar di pasar reguler. Tetapi di pasar tunai dan negosiasi, asing mencatatkan pembelian bersih (net buy) sebesar Rp 49,09 miliar, sehingga secara keseluruhan, asing mencatatkan net buy sebesar Rp 38,35 miliar.
Saat IHSG kembali menguat, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten industri dan perdagangan bahan kimia spesialisasi untuk industri tekstil yakni PT Chemstar Indonesia Tbk (CHEM) memimpin top gainers kemarin, di mana sahamnya ditutup melejit 20,19% ke posisi harga Rp 125/saham.
Nilai transaksi saham CHEM pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 13,73 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 114,09 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham CHEM sebesar Rp 117,45 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham CHEM mencatatkan penguatan sebanyak 3 kali, melemah sebanyak 3 kali, dan 2 kali stagnan.
Dalam sepekan terakhir, saham CHEM terpantau melesat 9,65%. Sedangkan dari perdagangan perdananya hingga kemarin, CHEM masih mencatatkan koreksi hingga 16,67%. Hingga kemarin, harga saham CHEM masih berada di bawah harga penawaran perdananya di Rp 150/saham.
Emiten kimia tekstil CHEM resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 8 Juli lalu. Perusahaan melepas sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru yang merupakan Saham Biasa Atas Nama dengan nilai nominal Rp 25 setiap saham atau sebanyak-banyaknya 29,41% dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah IPO.
CHEM pada tahun 2021 mampu menorehkan pendapatan usaha sebesar Rp 89,62 miliar atau meningkat 13% bila dibandingkan dengan penjualan di tahun 2020 sebesar Rp 79,33 miliar.
Namun, ada beberapa risiko investasi yang mencakup harga bahan baku yang dapat mempengaruhi nilai tukar rupiah, perubahan kebijakan perdagangan antarnegara, serta pengaruh geopolitik perang Rusia-Ukraina.
CHEM mengaku akan menyikapi serius ancaman eksternal terkait ancaman inflasi dan nilai tukar. Sebab, hal itu juga dapat mempengaruhi kinerja bisnis perusahaan.
Selain saham CHEM, terdapat pula saham emiten yang juga merupakan anak usaha PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), yakni saham PT Bank Raya Indonesia Tbk (AGRO). Saham AGRO berakhir melesat 10,88% ke posisi Rp 815/saham.
Nilai transaksi saham AGRO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 170,73 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 211,28 juta lembar saham. Asing juga mengoleksi saham AGRO sebesar Rp 10,08 miliar di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham AGRO mencatatkan penguatan sebanyak 4 kali, melemah 3 kali, dan sekali stagnan. Dalam sepekan terakhir, AGRO terpantau melesat 11,64%, sedangkan dalam sebulan terakhir, AGRO melonjak 16,43%.
AGRO sebagai bank digital yang merupakan bagian dari konglomerasi keuangan mulai memperkuat sinergi dengan induknya, BBRI.
Sejak Oktober 2021, Bank Raya telah bersinergi mengoptimalkan ekosistem BRI melalui peran Agen BRILink dengan produk Pinang Paylater atau produk Dana Talangan Agen BRILink.
Pinang Paylater merupakan fasilitas pembiayaan dengan tenor pendek, yakni 5 hari, 14 hari dan 30 hari dengan maksimal plafon sebesar Rp 25 juta.
Kenaikan saham AGRO dipicu oleh berbagai inovasi yang berusaha dihadirkan. Informasi terbaru AGRO sedang berfokus untuk menghadirkan fitur-fitur yang sesuai dengan kebutuhan nasabah demi mendorong nasabah yang semakin aktif menggunakan aplikasi.
Strategi ini terbukti ampuh di mana sekitar 80% dari jumlah tabungan atau number of account (NoA) merupakan pengguna aktif yang rutin bertransaksi melalui aplikasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Saat IHSG kembali bergairah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.
![]() |
Saham emiten multi usaha yakni PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA) memimpin top losers kemarin. Saham ESTA ditutup ambruk 7% ke posisi harga Rp 372/saham. Dengan ini, maka ESTA terkena batas auto rejection bawahnya (ARB) kemarin.
Nilai transaksi saham ESTA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 5,61 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 14,18 juta lembar saham. Investor asing melepas saham ESTA sebesar Rp 102,5 juta di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham ESTA hanya mencatatkan penguatan sebanyak 2 kali, sedangkan sisanya yakni 6 kali melemah.
Dalam sepekan terakhir, saham ESTA ambles 16,96%. Tetapi dalam sebulan terakhir, ESTA tercatat masih melesat 6,9%.
Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham ESTA. Namun jika melihat kinerja laporan keuangannya, pada kuartal I-2022 ESTA berhasil mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 2,86 miliar atau naik 22,6% dari tahun sebelumnya yakni Rp 2,33 miliar.
Namun, emiten yang umumnya menjalankan usaha perhotelan dan penyewaan properti komersial ini masih mencatatkan kerugian sebesar Rp 566,24 juta.
Selain saham ESTA, terdapat pula saham emiten properti dan real estate yakni PT Winner Nusantara Jaya Tbk (WINR), yang harga sahamnya berakhir ambles 6,76% ke posisi Rp 69/saham dan menyentuh batas ARB-nya kemarin.
Nilai transaksi saham WINR pada perdagangan kemarin mencapai Rp 56,55 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 773,02 juta lembar saham. Asing juga melepas saham WINR sebesar Rp 1,32 miliar di pasar reguler.
Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 18 Juli hingga kemarin, saham WINR hanya mencatatkan pelemahan sekali, sedangkan sisanya yakni 3 kali menguat dan 4 kali mendatar.
Dalam sepekan terakhir, saham WINR masih melejit 32,69%. Tetapi dalam sebulan terakhir, WINR tercatat ambles 13,75%.
Belum ada informasi signifikan terkait penurunan saham WINR. Tetapi, harga saham WINR saat ini sudah berada di bawah harga penawaran saham perdana (IPO) yakni di Rp 100/saham. Sebagai informasi, WINR melakukan IPO pada 25 April 2022 dengan raihan dana Rp 150 miliar.
Jika melihat laporan kinerja keuangan, perseroan berhasil membukukan pendapatan bersih senilai Rp 4,54 miliar per 31 Desember 2020. Namun belum ada rilis terbaru terkait laporan keuangan perseroan.
Winner Nusantara Jaya memiliki kegiatan usaha utama sebagai Developer Real Estate yang dimiliki sendiri maupun disewa, real estate atas dasar balas jasa (fee) atau kontrak, aktivitas Perseroan holding, aktivitas kantor pusat, aktivitas konsultasi manajemen lainnya serta aktivitas keinsinyuran dan konsultasi teknis yang berkaitan dengan itu.
WINR berfokus pada pengembangan properti di Batam. Selain itu, hingga saat ini perusahaan juga memiliki proyek di daerah Jawa Barat tepatnya di Cibinong, Bogor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah