
FEKDI Memamerkan Ekonomi & Keuangan Digital Indonesia di G20

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia bersama Kementerian Koordinator Perekonomian menyelenggarakan Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) 11-15 Juli 2022, di Nusa Dua, Bali. Festival ini digelar sebagai salah satu side event rangkaian kegiatan Finance Ministers and Central Bank Governors (FMCBG) ketiga yang digelar dalam rangka Presidensi G20 Jalur Keuangan. Adapun FEKDI kali ini mengambil tema Advancing Digital Economics and Finance : Synergistic and Inclusive Ecosystem for Accelerated Recovery. Tema ini diangkat sebagai bentuk implementasi sinergi dan inovasi yang inklusif untuk memajukan perekonomian bangsa agar dapat bersaing secara global.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo pada saat pembukaan menyampaikan dukungan Bank Indonesia dalam mewujudkan ekonomi keuangan digital nasional guna mengakselerasi pemulihan ekonomi semakin diperkuat.
"Khususnya melalui kebijakan digitalisasi sistem pembayaran. Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung sinergi bauran kebijakan ekonomi dan keuangan digital nasional, sejalan dengan komitmen pemerintah dan visi Presiden RI untuk menuju Indonesia Maju," kata Perry.
Senada dengan Perry Warjiyo, Asisten Gubernur, Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Filianingsih Hendarta mengatakan, bahwa FEKDI menjadi sebuah ajang pesta digital bersama untuk ekonomi keuangan digital di Indonesia. Adapun acara ini menjadi sinergi semua pihak dengan adanya dukungan seperti dari asosiasi sistem pembayaran Indonesia, asosiasi fintech Indonesia, Kadin, hingga Perbanas.
"Keterlibatan banyak pihak dalam festival ini menunjukkan adanya dukungan yang luar biasa, sehingga festival ini adalah bentuk nyata sinergi antara otoritas, pemerintah, kelembagaan, dan industri. Karena kita tahu kalau bicara digitalisasi boleh saja kita bikin kebijakan macam-macam, tetapi kalau tidak didukung oleh industri dan tidak didukung oleh masyarakat kebijakan tinggal jadi kebijakan," ujar Filianingsih kepada CNBC Indonesia beberapa waktu lalu.
Bukan hanya menjadi ajang pesta digital, FEKDI juga akan menjadi wadah untuk mengkomunikasikan kepada masyarakat berbagai kebijakan atau produk. Harapannya akan muncul ide-ide dan inovasi-inovasi baru di bidang ekonomi keuangan digital.
"Jadi ini juga bisa didengar karena ini diselenggarakan secara hybrid. Jadi bukan cuman domestik saja tetapi juga viewer dari delegasi G20 juga bisa mendengarkan kebijakan, inovasi yang ditampilkan dalam FEKDI," jelas Filianingsih.
Terkait peluang mengintegrasikan sistem keuangan digital, dirinya menuturkan bahwa dari FEKDI terdapat ide untuk membuat roadmap tentang cross-border yang lebih murah, cepat, transparan, dan aksesibel. Ide ini, kata dia, akan dibahas lebih lanjut di pertemuan G20.
"Jadi sudah ada roadmap-nya oleh CPMI (the Committee on Payments and Market Infrastructures) dan FSB (Financial Stability Board), lalu dilanjutkan dengan presidensi Indonesia. Indonesia melihat bahwa ini bukan hanya sekedar wacana tetapi harus ada implementasi yang praktikal," tambahnya.
Oleh karena itu, lanjut Filianingsih, ada 5 Bank Sentral melihat perlunya aksi nyata. Lima Bank Sentral ini juga yang mulai mengupayakan pembentukan ASEAN interconnectivity in payment system. Lima Bank Sentral ini adalah Bank Indonesia, Monetary Authority of Singapore, Bank Negara Malaysia, Bank of Thailand, dan Bangko Sentral ng Pilipinas. Kelima bank tersebut melihat perlunya aksi yang praktikal, sehingga ada harapan membentuk ASEAN interconnectivity in payment system.
"Kalau sudah sesuai dengan kesiapan masing-masing, akan diikuti dengan 5 ASEAN yang lain, dan bahkan juga mengundang yang lainnya untuk bergabung. Jadi secara global, pembayaran lintas negara, bisa terwujud," pungkasnya.
(rah/rah)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Jadwal Libur Lebaran Layanan Operasional Bank Indonesia