Analisis Teknikal

Mohon Maaf Pemirsa, Rupiah Sepertinya Masih Pengen Sideways

Putra, CNBC Indonesia
27 July 2022 06:50
Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah masih tertahan di dekat Rp 15.000/US$ pada perdagangan kemarin (26/7/2022).

Di pasar spot nilai tukar rupiah ditutup stagnan di Rp 14.995/US$. Nilai tukar rupiah sempat tembus Rp 15.000/US$ pekan lalu.

Di tengah stagnansi nilai tukar rupiah, harga saham dan obligasi pemerintah mengalami kenaikan. 

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat menguat 0,19% dan ditutup di 6.871,54. Sementara itu imbal hasil (yield) SBN tenor 10 tahun turun 2,7 basis poin (bps) menjadi 7,41%.

Penurunan yield mencerminkan adanya kenaikan harga aset yang dianggap sebagai risk free tersebut.

Fokus pasar kali ini tetap kepada bank sentral AS The Fed yang akan memutuskan kebijakan moneter suku bunga acuannya.

Otoritas moneter AS tersebut diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin (bps) seiring dengan laju inflasi tahunan AS yang sudah naik 9,1% Juni lalu.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

Pergerakan Rupiah dianalisis berdasarkan periode harian (daily) dan menggunakan indikator Bollinger Band (BB) untuk menentukan area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). 

Berdasarkan indikator BB, batas atas dan bawah terdekat Rupiah ada di Rp 15.053 dan Rp 14.975. Rupiah juga cenderung membentuk pola konsolidasi di Rp 14.900-15.000 sejak awal Juli 2022.

Pergerakan Rupiah juga dilihat dengan indikator teknikal lain yaitu Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

Perlu diketahui, RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 20-30 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 70-80. Posisi RSI Rupiah cenderung tertahan di kisaran level 65 yang menjadi area jenuh jualnya.

Apabila menggunakan indikator teknikal lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis EMA 12 sudah memotong garis EMA 26 dari atas dan bar histogram bergerak di zona negatif.

Melihat berbagai sentimen yang ada dan indikator teknikal, peluang penguatan Rupiah sebenarnya masih terbuka meskipun cenderung masih akan bergerak menyamping.

Namun Rupiah perlu tembus level psikologis Rp 14.975 terlebih dahulu untuk mengkonfirmasi pola uptrend, sedangkan level support terdekat di Rp 15.053.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Anjlok buat Money Changer Antre, Segini Harga Jualnya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular