Diserok Investor Misterius Lagi, Saham BUMI Masuk Top Gainers
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten pertambangan Grup Bakrie, Bumi Resources (BUMI), menguat 15,05% ke harga Rp 107/saham. Tingginya kenaikan ini bahkan membuat saham BUMI masuk dalam jajaran top gainers pada perdagangan hari ini, Selasa 26 Juli 2022.
Kenaikan saham BUMI yang nyaris selalu menguat sejak awal pekan lalu salah satunya didorong oleh aksi beli besar-besaran yang dilakukan oleh investor misterius di saham milik Grup Bakrie tersebut. Sebelumnya investor misterius diketahui memborong 5,91% saham bumi dalam kurun waktu tiga hari beruntun sejak 19 hingga 21 Juli. Investor yang sama kini menambah kepemilikannya menjadi 6,06% pasca membeli 213 juta saham pada perdagangan akhir pekan lalu, 22 Juli 2022.
Investor tersebut diketahui merupakan klien dari Nomura Bank Switzerland (NBS). Pembeliannya dilakukan lewat rekening escrow yang dikelola oleh NBS sebagai pihak ketiga.
Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut bahwa pembelian dilakukan lewat broker Citibank NA. Adapun alamat entitas pembeli dinyatakan berada di Kasernenstrasse 1, 8021 Zurich, yang merupakan alamat kantor Nomura Swiss.
Lewat rekening escrow di NBS, investor yang tidak diketahui pasti siapa ini pertama kali memborong saham BUMI sebanyak 7,48 miliar atau mewakili kepemilikan 5,54% pada 19 Juli. Pembelian ini merupakan yang pertama dan memicu KSEI mengungkapkan nama pembeli kepada investor publik. Meski demikian, karena menggunakan rekening escrow tidak diketahui siapa investor dibalik pembelian tersebut.
Kemudian investor tersebut mencicil secara bertahap, yang mana hingga data pengungkapan KSEI terbaru diketahui masih aktif memburu saham BUMI.
Pembelian tersebut ikut mendongkrak kinerja saham BUMI di bursa, di mana pada tanggal 19 dan 20 Juli, saham BUMI menguat masing-masing 2,60% dan 5,06%. Sedangkan pada perdagangan 21 Juli saham BUMI ditutup stagnan, dan pada akhir pekan lalu ditutup menguat 3,61%.
Selanjutnya pada perdagangan dua hari setelahnya atau awal perdagangan pekan ini, saham BUMI kembali ditutup menguat, bahkan angkanya jauh lebih tinggi yang memberikan indikasi bahwa aksi beli dari investor misterius tersebut tampaknya terus berlanjut.
Secara total, sejak penutupan perdagangan 18 Juli atau sehari sebelum klien Nomura masuk ke BUMI, saham perusahaan batu bara Grup Bakrie tersebut telah menguat 39%. Level penutupan terbaru juga merupakan rekor tertinggi saham BUMI sejak nyaris satu setengah tahun lalu.
Menggunakan asumsi harga penutupan hari sebelumnya, investor yang memborong lebih dari 8 miliar saham BUMI dalam kurun waktu empat hari tersebut diperkirakan merogoh kocek lebih dari Rp 633 miliar untuk menguasai 6,06% saham BUMI.
Sebelumnya pada pertengahan bulan ini, BUMI mengumumkan rekor pembayaran US$ 118,3 juta atau setara dengan Rp 1,77 triliun kepada pemegang Tranche A. Secara total, Tranche A telah menerima total pembayaran US$ 731,3 juta secara tunai dari BUMI.
Corporate Secretary BUMI juga menyebut bahwa seluruh pembayaran Tranche A diharapkan akan diselesaikan pada Oktober 2022 bersamaan dengan dimulainya pembayaran Tranche B. Dileep menambahkan bahwa kupon Payment-in-KInd (PIK) atau pembayaran non tunai dari tanggal 11 April 2018 hingga 12 Juli 2022 atas Tranche B dan C juga sudah dikapitalisasi.
Melansir Refinitiv, utang BUMI atas empat obligasi masih tersisa Rp 21,02 triliun. Tiga dari empat obligasi tersebut akan jatuh tempo pada 11 Desember tahun ini dan diterbitkan dalam mata uang dolar AS atau nilainya mencapai Rp 12,56 triliun.
Sementara itu 8,46 triliun sisanya akan jatuh tempo pada 26 Juli 2024 dalam mata uang rupiah dan merupakan senior unsecured bond.
Hingga akhir kuartal pertama tahun ini, perusahaan masih merasakan tekanan likuiditas dan mencatatkan defisiensi modal sebesar Rp 6,35 triliun.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd)