Ini Cara Orang Terkaya Dunia Keruk Cuan Meski Terancam Resesi
Jakarta, CNBC Indonesia - Bagi sebagian orang, pasar saham masih menjadi ladang untuk mengeruk keuntungan sekalipun pergerakan saham saat ini tengah tak menentu. Misalnya, seperti investor saham sukses paling terkenal saat ini, Warren Buffett.
Pergerakan saham pada periode 2020 hingga 2022 sempat melesat, namun kemudian kembali anjlok. Indeks S&P 500 bahkan turun sekitar 18% secara year-to-date di tengah tingginya inflasi, masalah geopolitik dan ancaman resesi.
Sementara, indeks pertumbuhan S&P 500, yang melacak saham yang memiliki pertumbuhan pendapatan dan laba per saham tiga tahun terbaik, telah turun hampir 15% pada tahun lalu. Sedangkan indeks nilai S&P 500, yang melacak saham dengan valuasi terbaik, turun hanya 4,8% dibandingkan periode yang sama.
"Wall Street menghasilkan uang, dengan satu atau lain cara," kata investor saham Warren Buffett dalam pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway April lalu, dikutip dari CNN International, Sabtu (23/7/2022).
Menurut Buffet perbedaan antara judi dan investasi terletak pada pemahaman fundamental perusahaan. Analisis teknikal sebagian besar didasarkan pada harga dan volume saham. Sementara traders tidak memprediksi masa depan perusahaan.
Mereka tidak melihat bisnis atau ekonomi yang mendasarinya, melainkan menggunakan grafik dan mengidentifikasi pola untuk memprediksi ke mana arah saham.
Sementara, analisis fundamental dilakukan oleh investor yang mengevaluasi keuangan, kinerja, persaingan dan ekonomi perusahaan untuk menentukan nilainya. Kemudian berikutnya membeli saham itu saat diperdagangkan dengan harga diskon.
(luc/luc)