Saham Sosmed Berguguran, Wall Street Dibuka Variatif

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Jumat, 22/07/2022 21:02 WIB
Foto: Bursa saham Amerika Serikat (AS) (AP Photo/Richard Drew)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka variatif pada perdagangan Jumat (22/7/2022), menyusul buruknya rilis kinerja keuangan Snap yang memicu aksi jual saham pengembang media sosial.

Dow Jones menguat 144 poin (-0,2%) di pembukaan dan selang 20 menit surut menjadi 24,89 poin (+0,08%) ke 32.061,79 dan S&P 500 surut 9,49 poin (-0,24%) ke 3.989,46. Sementara itu, Nasdaq masih naik 77,03 poin (-0,64%) ke 11.982,58.

Indeks Dow Jones terbantu oleh rilis kinerja American Express, yang melaporkan lompatan laba bersih sebesar 5% atau lebih baik dari ekspektasi pasar. Namun, saham Snap ambles 35% setelah melaporkan kinerja keuangan kuartal II-2022 yang di bawah prediksi analis.


Snap juga berencana mengerem perekrutan karyawan sehingga analis memangkas peringkat sahamnya. Saham teknologi lain juga kena aksi jual karena pasar mencemaskan risiko penurunan penjualan iklan online.

Saham Meta Platforms (induk usaha Facebook) dan Pinterest anjlok masing-masing sebesar 5% dan 10%. Sementara itu, Alphabet (induk usaha Google) anjlok 2% lebih dan Verizon kehilangan nilainya 4% lebih setelah operator jaringan nirkabel itu memangkas proyeksi kinerja..

Twitter melemah setelah melaporkan kinerja keuangan yang mengecewakan dari sisi laba bersih, pendapatan, maupun pertumbuhan pengguna. Pengembang media sosial ini menyalahkan tekanan yang menimpa industri periklanan di tengah ketakpastian akusisi oleh Elon Musk.

Berita tersebut merusak sentimen untuk saham sektor teknologi. Pasalnya, Nasdaq telah menguat selama tiga hari beruntun hingga Kamis (21/7) didukung oleh kinerja keuangan Tesla yang solid. Di sepanjang pekan ini, indeks Dow Jones melaju ke zona hijau sebesar 2,9% dan indeks S&P 500 melesat 3,6%. Nasdaq juga naik, sebesar 4,8%.

Saham berbasis pertumbuhan seperti teknologi melesat pada perdagangan kemarin, seiring melemahnya indeks dolar AS. Sementara data klaim pengangguran di AS telah menyentuh level tertingginya sejak November 2021.

"Hal ini menunjukkan bahwa ekspektasi pasar sangat rendah dan menjadi hal baik karena dapat pergi jauh ketika Anda memiliki harapan yang rendah," tutur Analis Truist Keith Lerner dikutip dari CNBC International.

Sejauh ini, sebanyak 21% dari emiten yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangan kuartal II-2022 dan 70% di antaranya telah melaporkan neraca keuangan yang solid di atas ekspektasi pasar, menurut FactSet.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ags/ags)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Investasi Yang Bisa Dilirik Saat Perang & Suku Bunga Ditahan