
Ada The Fed Pekan Ini, Rupiah Bakal Jeblok ke Rp 15.100/US$?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah sudah 6 pekan beruntun tidak pernah menguat melawan dolar Amerika Serikat (AS). Meski belakangan pelemahannya tipis-tipis saja, pada pekan lalu rupiah hanya melemah 0,17% ke Rp 15.015/US$.
Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan suku bunga acuannya membuat rupiah sempat menyentuh Rp 15.035/US$, posisi terlemah sejak Mei 2022.
Di pekan ini, perhatian utama tertuju pada pengumuman kebijakan moneter bank sentral AS (The Fed) pada Kamis (28/7/2022) dini hari waktu Indonesia.
Pasar memperkirakan The Fed akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 2,25% - 2,5%. Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, probabilitas kenaikan tersebut sekitar 80%. Namun, ada juga probabilitas sekitar 20% The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 100 basis poin.
Jika The Fed pada akhirnya menaikkan 100 basis poin, maka rupiah berisiko tertekan di pekan ini.
Secara teknikal, rupiah yang break out level psikologis Rp 15.000/US$ tentunya berisiko melemah lebih lanjut. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.
Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.
Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga menembus level psikologis Rp 15.000/US$ Kamis (21/7/2022). Selama tertahan di atasnya rupiah tentunya akan melemah lebih jauh. Rp Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.
Rupiah akan merosot di pekan ini jika resisten kuat tersebut ditembus.
![]() Foto: Refinitiv |
Rp 15.000/US$ kini menjadi support terdekat yang akan menahan rupiah jika menguat. Melihat indikator Stochastic pada grafik harian yang berada di wilayah jenuh beli (overbought), rupiah tentunya punya peluang menguat.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Kemudian pada perdagangan Jumat (22/7/2022) rupiah membentuk pola Doji yang juga membuka peluang penguatan. Pola Doji menjadi menunjukkan secara psikologis pasar masih galau menentukan arah, Tetapi ketika muncul saat naik, maka peluang berbalik turun lebih besar. Artinya Rupiah berpeluang menguat.
Jika level psikologis Rp 15.000/US$ ditembus, rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.970/US$. Support selanjutnya berada di kisaran Rp 14.950 - Rp 14.930/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
