BI Tahan Bunga Acuan, Rupiah vs Dolar Fluktuatif di Rp 15.000

Annisa Aflaha, CNBC Indonesia
Jumat, 22/07/2022 11:27 WIB
Foto: Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, 21/7. Rupiah tertekan pada perdagangan Kamis (21/7/2022) (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kurs rupiah bergerak fluktuatif di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) hingga di pertengahan perdagangan Jumat (22/7). Apa pemicunya?

Melansir Refinitiv, rupiah pada sesi pembukaan perdagangan terapresiasi 0,07% ke Rp 15.020/US$. Sejam kemudian rupiah bergerak melemah dan pada pukul 11:00 WIB rupiah kembali menguat 0,07% ke Rp 15.020/US$.


Indeks dolar AS yang mengukur kinerja greenback terhadap enam mata uang utama berada pada jalur penurunannya secara mingguan sebanyak 1,27% dan menjadi penurunan mingguan pertama dalam empat pekan perdagangan.

Pukul 11:00 WIB, indeks dolar kembali menguat tipis 0,04% ke posisi 106,94. Meski begitu, dolar AS berada jauh dari rekor tertingginya di 109,29 pada pekan lalu.

Dolar AS terbebani dengan rilis data ekonomi yang kurang solid, di mana jumlah masyarakat AS yang mendaftar untuk tunjangan pengangguran naik untuk pekan ketiga beruntun dan menyentuh level tertinggi dalam delapan bulan dan aktivitas pabrik menurun bulan ini. Hal tersebut kembali mengindikasikan bahwa ekonomi AS melambat di bawah tekanan atas kenaikan suku bunga acuan dan inflasi yang tinggi.

Data klaim tunjangan pengangguran negara naik dari 7.000 menjadi 251.000, tertinggi sejak November 2021. Angka tersebut melampaui ekspektasi analis Reuters di 240.000 klaim tunjangan.

Laporan tersebut dipandang sebagai salah satu indikator kesehatan pasar tenaga kerja AS secara mingguan dan diawasi ketat. Namun, rencana Pemutusan Kontrak Kerja (PHK) oleh perusahaan besar ke depannya akan menambah beban.

Sementara aktivitas manufaktur di Atlantik Tengah merosot per Juli ke level terendah sejak Mei 2020. Indeks Manufaktur oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Philadelphia turun ke minus 12,3 dan menjadi kontraksi bulanan kedua beruntun.

Mata Uang Garuda bergerak fluktuatif hari ini setelah Bank Indonesia (BI) mengumumkan kebijakan moneter terbarunya dengan mempertahankan suku bunga acuan di 3,5%. Artinya, BI telah mempertahankan suku bunganya selama 18 bulan dan memilih tetap menjadi 'merpati' di saat bank sentral dunia lainnya berlomba-lomba untuk menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi yang meninggi.

Padahal, The Fed sudah bertindak sangat agresif dengan menaikkan suku bunganya dua kali di tahun ini dengan total kenaikan 75 basis poin (bps) dan potensi kenaikan lanjutan sekitar 75-100 bps pada pekan depan.

Hal tersebut tentunya menjadi katalis negatif untuk pergerakan rupiah, di mana jarak suku bunga acuan AS dan Indonesia kian menipis dan akan berdampak pada keluarnya dana asing.

Kini, suku bunga AS berada di 1,5%-1,75%, jika The Fed kembali menaikkan suku bunga di bulan ini sebesar 75 bps maka suku bunga AS akan berada di kisaran 2,25%-2,5%. Padahal, suku bunga acuan Indonesia berada di 3,5%.

Ditambah, beberapa analis memprediksikan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga akhir tahun ke 3,5%-3,75%. Hal tersebut kian membuat Indonesia menjadi kurang menarik di mata investor, sehingga potensi rupiah melemah terbuka lebar.

Namun, BI pada konferensi persnya kemarin telah menyatakan akan melakukan intervensi pada pasar SBN untuk menjaga kinerja rupiah.

Jika mengacu pada pasar Non-Deliverable Forward (NDF), rupiah bergerak menguat meski tipis pada saja ketimbang pada penutupan rupiah pada Kamis (21/7). Walaupun pada periode 6 bulan dan 2 tahun rupiah masih melemah.

Periode

Kurs Kamis (21/7) pukul 15:13 WIB

Kurs Jumat (22/7) pukul 11:05 WIB

1 Pekan

Rp15.033,2

Rp15.015,6

1 Bulan

Rp15.103,4

Rp15.052,0

2 Bulan

Rp15.142,2

Rp15.096,0

3 Bulan

Rp15.178,0

Rp15.136,0

6 Bulan

Rp15.255,3

Rp15.271,0

9 Bulan

Rp15.330,4

Rp15.287,0

1 Tahun

Rp15.428,6

Rp15.372,8

2 Tahun

Rp15.785,0

Rp15.817,9

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasarspot.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aaf/aaf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Perang Bikin Rupiah Anjlok, Tembus Rp 16.400-an per Dolar AS