
Rupiah di Atas Rp 15.000/US$, Bahaya untuk RI?
Nilai tukar rupiah melemah lagi melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (21/7/2022).

Petugas menghitung uang di tempat penukaran uang Luxury Valuta Perkasa, Blok M, Jakarta, Kamis, (21/7/2022). Bank Indonesia (BI) yang masih mempertahankan suku bunga membuat rupiah kembali melemah. Selisih suku bunga dengan bank sentral AS (The Fed) akan semakin menyempit. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Melansir data Refintiiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp 14.985/US$. Setelahnya rupiah melemah dan kembali menembus Rp 15.000/US$. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Setelah pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI rupiah menyentuh Rp 15.033/US$, melemah 0,32%, dan menjadi yang terlemah sejak Mei 2020. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Di penutupan perdagangan, rupiah berada di Rp 15.030/US$, melemah 0,3%. Ini merupakan kali pertama sejak 5 Mei 2020 rupiah mengakhiri perdagangan di atas Rp 15.000/US$. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bank Indonesia hari ini mempertahankan 7- Day Reverse Repo rate (BI-7DRR) di rekor terendah sepanjang sejarah 3,5%. Suku bunga acuan tersebut tidak berubah selama 18 bulan. "Rapat Dewan Gubernur Juli 2022 memutuskan mempertahankan (BI) 7- Day Reverse Repo rate (BI-7DRR) pada level 3,5%," ungkap Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi pers, Kamis (21/7/2022). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Sementara itu suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%. Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia terbelah sama kuat di antara yang memperkirakan kenaikan dan yang mempertahankan suku bunga acuan. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Kenaikan suku bunga bisa memberikan sentimen positif ke rupiah, di sisi lain momentum pertumbuhan ekonomi akan sedikit tertahan. Di sisi lain, jika suku bunga di tahan, maka rupiah akan tertekan, tetapi momentum pertumbuhan ekonomi masih bisa dijaga. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)