Warning! 6 Emiten BUMN akan Direviu, Erick: Harus Diperbaiki
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan, pihaknya akan mereview 6 perusahaan negara yang sudah melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurutnya, emiten pelat merah tersebut harus diperbaiki.
"Perusahaan-perusahaan yang di Go Public kan oleh BUMN sekarang pun kita sedang mereview, kalau tidak salah ada 28 perusahaan yang sudah listing. Tapi 6 sekadar listing, saya tidak mau, sedang mereview beberapa perusahaan BUMN yang sudah listing yang mungkin akan kita perbaiki," ujarnya di Kementerian BUMN, Rabu (20/7/2022).
Namun, Erick masih enggan menyebut nama perusahaan BUMN mana dan di sektor mana sedang dipantau oleh Kementerian. Menurutnya, hal ini menjadi tanggung jawab kepada publik yang harus dijaga karena akan berampak pada iklim investasi.
"Saya tidak menyebut perusahaannya apa, kita harus perbaiki, ini tanggung jawab kita kepada publik, saya sudah ingatkan kepada direksi komisaris jangan gaya-gayaan, sekadar listing-listing ternyata perusahaannya tidak siap. Erick juga mengingatkan, dalam mengantarkan perusahaan pelat merah menjadi persahaan publik perlu pertimbangan dan persiapan matang. "Listing bukan hanya gaya-gayaan," kaya dia.
Menurutnya, perusahaan yang siap melepas sahamnya di pasar modal harus merupakan perusahaan yang besar dan menguntungkan. Sebab, perusahaan terbuka harus sehat karena mengemban tanggung jawab orang-orang yang berinvestasi.
"Kalau BUMN men-go public-kan sebuah perusahaan itu benar-benar perusahaan yang besar, sehat dan bisa menjadi tanggung jawab orang berinvestasi," tuturnya.
Erick menyebut, listing di lantai BEI bukan hanya sekedar gengsi, pihaknya harus memastikan perusahaan yang listing nantinya dapat seperti BUMN yang telah memiliki performa baik di pasar modal seperti sektor perbankan dan pertambangan.
Erick menambahkan, perusahaan yang listing di BEI harus memberikan value baik kepada bursa dan menjaga kepercayaan investasi. Karena ini merupakan uang masyarakat yang ditampung dan diinvestasikan di perusahaan tersebut.
"Jangan sampai tampungan masyarakat, merasa return saham lebih baik daripada deposito, tahunya ditipu, kan kasihan, bagaimana dana-dana pensiun kita korup, ini kita perbaiki sama-sama," pungkasnya.
(hps/hps)