
Analis: Emas Sedang Koma...

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas makin merosot. Pada perdagangan Selasa (19/7/2022) pukul 14:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.707,63 per troy ons. Melemah 0,08%.
Dalam sepakan terakhir, harga emas lebih berkutat di zona negatif karena menguatnya dolar Amerika Serikat (AS) serta ekspektasi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Dalam sepekan, harga emas sudah menyusut 1,05% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga amblas 7,11 % sementara dalam setahun ambruk 5,78%.
Analis OANDA Jeffrey Halley mengatakan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed membuat harga emas terus tertekan. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan, membuat yield surat utang pemerintah AS menembus 2,99% pada hari ini, tertinggi sejak Senin pekan lalu.
"Emas masih dalam kondisi koma, tidak mampu merangkak ke atas US$ 1.720 per troy ons. Emas bahkan tidak mampu menguat saat dolar AS melemah," tutur Halley, kepada Reuters.
Emas memang sempat menguat pada perdagangan kemarin setelah pejabat The Fed menegaskan kenaikan suku bunga acuan sebesar 100 bps bukan opsi. Semula, pasar berekspektasi The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 100 bps pada bulan ini setelah inflasi AS melesat 9,1% (year on year/yoy) pada Juni.
Menyusutnya ekspektasi pasar membuat dollar AS melemah. Dollar Index pada siang hari ini ada di kisaran 107,09, terendah sejak 8 Juli 2022 atau sepekan lebih.
"Secara teknikal, emas akan terus melemah ke depan. Titik emas ada di kisaran US$ 1.700 per troy ons. Jika emas melewati titik tersebut maka emas bisa terus melemah ke titik US$ 1.675 per troy ons," imbuh Halley.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Lagi dan Lagi.....Harga Emas Kembali Tumbang Karena The Fed