Khawatir RI Bernasib Kayak Sri Lanka? Simak Penjelasan Ini!

Market - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
19 July 2022 14:50
A woman waits to apply for a passport at the Sri Lanka's Immigration and Emigration Department, amid the country's economic crisis, in Colombo, Sri Lanka, June 8, 2022. Picture taken June 8,2022.  REUTERS/Dinuka Liyanawatte Foto: REUTERS/DINUKA LIYANAWATTE

Jakarta, CNBC Indonesia - Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2022 kembali turun US$ 3,8 miliar dari bulan sebelumnya, menjadi US$ 406,3 miliar atau sekitar Rp 6.094 triliun (kurs tengah BI 14 Juli Rp 14.999/US$).

Berdasarkan data Bank Indonesia (BI), ULN Indonesia tersebut menurun, baik dari utang pemerintah maupun swasta. Utang pemerintah tercatat mengalami penurunan 3 bulan beruntun, menjadi sebesar US$ 188,2 miliar, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar US$ 190,5 miliar.

Adapun ULN swasta menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Posisi ULN swasta pada Mei 2022 tercatat sebesar US$ 209,4 miliar, turun dari US$ 210,9 miliar pada April 2022.

Staf Khusus Menteri Keuangan Yustinus Prastowo menjelaskan, ULN Indonesia saat ini telah dikelola dengan baik atau manageable.

"Jadi, kita pastikan kalau dibandingkan Sri Lanka kita pada posisi jauh lebih baik, dan kita optimistis masih bisa terus mengelola utang dan perekonomian Indonesia dengan baik," jelas Yustinus kepada CNBC Indonesia, dikutip Selasa (19/7/2022).

INFOGRAFIS, Utang Luar Negeri RI Turun, Dari China Sisa SeginiFoto: Infografis/ Utang Luar Negeri/ Edward Ricardo
INFOGRAFIS, Utang Luar Negeri RI Turun, Dari China Sisa Segini

Sementara itu, baru-baru ini Sri Lanka mengumumkan negara yang berada di kawasan Asia Selatan itu telah resmi bangkrut.

Sejumlah faktor yang memicu kebangkrutan Sri Lanka. Mulai dari utang luar negeri yang tinggi, kehilangan pendapatan karena sektor pariwisata yang kandas akibat pandemi Covid-19 dan harga komoditas yang meningkat.

Secara total, Sri Lanka tercatat tidak dapat membayar kembali utang luar negerinya sebesar US$ 51 miliar atau sekitar Rp 766 triliun.

Sri Lanka telah mengumumkan akan menunda untuk pembayaran utang luar negeri sebesar $7 miliar yang jatuh tempo untuk pembayaran tahun ini, sembari menunggu hasil negosiasi dengan Dana Moneter Internasional (IMF) untuk membantu Sri Lanka mengatasi krisis ekonomi.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Dunia Gonjang-ganjing, Apa Krisis Keuangan Bisa Terjadi Lagi?


(cap/mij)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading