Top Gainers-Losers

Emiten Grup Lippo Meroket, Emiten Yenny Wahid Paling Ambles

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
15 July 2022 06:35
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menghijau pada perdagangan Kamis (14/7/2022) kemarin, di mana IHSG masih perkasa meski bursa saham Amerika Serikat (AS) kembali rontok.

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup melesat 0,74% ke posisi 6.690,087. Pergerakan IHSG kemarin cenderung lebih baik dari perdagangan sebelumnya.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah tipis 0,5% di posisi 6.607,7. Selang beberapa menit setelah pasar dibuka, IHSG berbalik arah ke zona hijau hingga penutupan perdagangan sesi I. Di sesi II kemarin, penguatan IHSG berlanjut dan pada akhirnya berhasil ditutup di zona hijau.

Nilai transaksi indeks kemarin mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 15 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 912 ribu kali. Sebanyak 209 saham menguat, 295 saham melemah, dan 177 saham stagnan.

Investor asing kembali melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 485,29 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Saat IHSG kembali cerah, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten jasa, manajemen pengembangan usaha, dan media yakni PT Star Pacific Tbk (LPLI) yang merupakan entitas Grup Lippo, menjadi salah satu saham yang masuk ke jajaran top gainers kemarin, di mana saham LPLI menduduki posisi kedua.

Saham LPLI ditutup melejit 16,15% ke posisi harga Rp 302/saham. Nilai transaksi saham LPLI pada perdagangan Kamis kemarin mencapai Rp 1,39 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 4,6 juta lembar saham. Investor asing melepas saham LPLI sebesar Rp 15,46 juta di pasar reguler.

Star Pacific akan menjual 29.697.500 lembar atau 19,8% porsi saham pada PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI) senilai Rp 388,31 miliar kepada Hanwa Grup, yakni Hanwa General Insurance Co.Ltd dan PT Hanwa Life Insurance Indonesia.

Mengutip keterangan resmi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu lalu, bahwa calon pembelinya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang asuransi berskala internasional, sehingga kedua grup Hanwa itu ingin mengembangkan LPGI.

"Dengan pertimbangan untuk meraih keuntungan investasi, maka perseroan berencana menjual LPGI yang dana hasil penjualan untuk investasi pada perusahaan dengan potensi pertumbuhan tinggi," tulis manajemen LPLI.

Sebenarnya, harga jual 19,8% LPGI berdasarkan 90 hari bursa Rp 9.981 per saham atau nilai totalnya Rp 296,41 miliar. Tapi dalam perjanjian jual beli bersyarat terdapat klausul tambahan harga jual dari ticker amount senilai Rp 66,283 miliar.

Rencananya, Hanwa General akan membeli 14,9% LPGI senilai Rp 280,12 miliar hingga Rp 292,42 miliar. Adapun Hanwa Life Insurance Indonesia akan membeli 4,9% LPGI dengan nilai tertinggi yakni sebesar Rp 92,088 miliar.

Transaksi kepada pihak bukan afiliasi ini harus mendapat restu pemodal dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Jumat hari ini.

Selain saham LPLI, terdapat pula saham emiten perikanan yakni PT Cilacap Samudera Fishing Industry Tbk (ASHA) yang kembali masuk ke jajaran top gainers kemarin, di mana saham ASHA ditutup melonjak 16,13% ke Rp 288/saham.

Nilai transaksi saham ASHA pada perdagangan kemarin mencapai Rp 177,89 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 644,79 juta lembar saham. Asing juga melepas saham ASHA sebesar Rp 768,15 juta di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 1 Juli hingga kemarin, saham ASHA hanya 1 kali mencatatkan koreksi, sedangkan sisanya mencatatkan 6 kali penguatan dan 3 kali stagnan.

Dengan ini, saham ASHA berhasil mencatatkan kenaikan hingga 44% dalam sepekan terakhir dan dalam sebulan terakhir sudah melesat 2,86%.

Kabar terbaru, ASHA berencana membeli 99,97% saham yang telah disetor penuh di PT Jembatan Lintas Global (JLG) senilai Rp 28 miliar.

Rencana transaksi yang akan dilakukan merupakan transaksi dengan pihak terafiliasi ASHA, mengingat Ervin Sutioso dan Andi Soegiarto merupakan pihak terafiliasi perseroan.

Ervin Sutioso merupakan salah satu pemegang saham ASHA dan Andi Soegiarto adalah suami dari Erlin Sutioso yang juga merupakan pemegang saham ASHA.

Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha JLG adalah pertanian, kehutanan dan perikanan, industri pengolahan, perdagangan besar dan eceran, serta pengangkutan dan pergudangan.

ASHA merupakan perusahaan perikanan yang terintegrasi dengan beroperasi 40 tahun lebih di industri perikanan. Produk bahan baku perikanan Cilacap Samudera berasal dari hasil tangkapan kapal sendiri dan juga dari supplier atau pihak ketiga.

Saat IHSG berbalik arah dan cerah, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Kamis kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten pengembang dunia metaverse yakni PT WIR Asia Tbk (WIRG) memimpin top losers kemarin, di mana harga sahamnya ambruk 6,96% ke posisi 535/saham. Dengan ini, maka saham WIRG menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham WIRG pada perdagangan kemarin mencapai Rp 21,5 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 39,4 juta lembar saham. Investor asing melepas saham WIRG sebesar Rp 8,16 miliar di pasar reguler.

Data perdagangan mencatat, dari perdagangan 1 Juli hingga kemarin, WIRG mencatatkan koreksi sebanyak 3 kali, sedangkan penguatan sebanyak 4 kali, dan sisanya sebanyak 3 kali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham WIRG tercatat ambles 3,6%, sedangkan dalam sebulan terakhir WIRG ambruk hingga 18,94%.

Dari kinerja keuangannya pada kuartal I-2022, laba bersih WIRG tercatat sebesar Rp 14,63 miliar, melonjak 73% dari Rp 8,43 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

EBITDA tercatat sebesar Rp 17,71 miliar, meningkat 39% dari Rp 12,75 miliar pada kuartal I-2021. Total pendapatan konsolidasi sebesar Rp 301,05 miliar pada kuartal I-2022, meningkat 109% dari periode yang sama tahun lalu Rp 144,35 miliar.

Performa yang positif ini ditunjang oleh pertumbuhan dan performa bisnis dari solusi-solusi yang ada di bawah naungan perseroan yaitu AR&Co, DAV, dan MindStores yang menawarkan jasa pembangunan solusi dan penyediaan platform berbasis teknologi augmented reality (AR), virtual reality (VR), dan artificial intelligence (AI).

Seperti diketahui, PT WIR ASIA Tbk (WIRG), adalah emiten pengembang metaverse yang sahamnya dimiliki banyak investor Tanah Air, termasuk Zannuba Arifah atau Yenny Wahid. 

Selain saham WIRG, di posisi kedua terdapat saham emiten perdagangan besar bahan konstruksi dan perlengkapan bahan bangunan yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS), yang ambles 6,95% ke posisi Rp 4.420/saham. Saham BEBS juga terkena batas ARB-nya kemarin.

Nilai transaksi saham BEBS pada perdagangan kemarin mencapai Rp 265,28 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 58,33 juta lembar saham. Asing juga melepas saham BEBS sebesar Rp 27,42 miliar di pasar reguler.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 1 Juli hingga kemarin, saham BEBS tercatat 6 kali menghijau, 3 kali memerah, dan 1 kali stagnan. Kendati demikian, saham BEBS berhasil mencatatkan kenaikan 24,51% dalam sepekan terakhir dan naik 3,51% dalam sebulan terakhir.

BEBS termasuk pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan secara resmi mencatatkan sahamnya pada 10 Maret tahun lalu dengan melepas 2 miliar saham atau 22,22% di harga Rp 100. Pergerakan harga saham BEBS sempat menjadi salah satu yang paling fantastis.

Belum diketahui secara signifikan terkait penurunan saham BEBS. Jika melihat sisi kinerja bisnis, BEBS masih memiliki prospek yang baik. Hal ini terlihat dari tren kenaikan laba bersih sejak tahun lalu yang menarik minat para investor.

Integrasi pekerjaan kontraktor dan bahan baku sebagai faktor utama pendongkrak laba bersih perseroan sebanyak 105% menjadi Rp 82,19 miliar pada semester I-2022, dibandingkan dengan periode sama tahun lalu Rp 40,10 miliar.

Perseroan juga membukukan lonjakan pendapatan dari Rp 182,54 miliar menjadi Rp 345,80 miliar. Laba sebelum pajak juga melesat dari Rp 51,42 miliar menjadi Rp 104,63 miliar. Lonjakan laba bersih berimbas terhadap peningkatan laba per saham perseroan dari Rp 4,46 menjadi Rp 9,13 per saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular