
Emas Kehilangan Arah... Lalu Anjlok 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas makin tenggelam. Pada perdagangan Kamis (14/7/2022) pukul 15:54 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.717,63 per troy ons. Anjlok 1,01%.
Dalam sepekan, harga emas sudah ambruk 1,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga amblas 5% sementara dalam setahun merosot hampir 6%.
Ilya Spivak, dari DailyFX, mengatakan pelemahan emas tidak terhindarkan menyusul lonjakan inflasi Amerika Serikat (AS). Inflasi AS pada Juni 2022 menembus 9,1% (year on year), tertinggi sejak November 1981. Laju inflasi juga di atas perkiraan pasar yakni 8,8%.
Emas memang kerap dianggap sebagai aset lindung nilai dari tingginya inflasi. Namun, kenaikan inflasi diyakini akan membuat kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 bps pada bulan ini. Kenaikan suku bunga akan melambungkan dollar AS sehingga harga emas makin mahal dan menjadi kurang menarik.
"Data inflasi membuat harga emas semakin volatil tapi bergerak tanpa arah yang jelas," tutur Spivak, kepada Reuters.
Pasar melihat kenaikan mungkin tidak akan dilakukan secara agresif dalam jangka pendek tetapi bisa dalam jangka waktu yang lebih panjang. Pasalnya, laju inflasi AS sudah bergerak sangat tinggi.
"Namun, dengan kondisi seperti itu pun, harga emas sepertinya masih bearish ke depan," imbuhnya.
Analis pasar Reuters, Wang Tao, mengatakan emas tengah menguji titik resistance di US$ 1.739 per troy ons. Titik support emas kini ada di posisi US$ 1.721 per troy ons. Jika harga emas melewati batas itu maka sang logam mulia bisa terus melemah ke kisaran harga US$ 1.700-1.711 per troy ons.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Emas Rekor Tertinggi Setahun, Yuk Pesta Pora Lagi!