
Siapakah Sosok Investor Terbesar di Dunia? Ini Jawabannya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah-tengah daftar orang terkaya dunia yang dipenuhi oleh pendiri perusahaan teknologi atau pengusaha kawakan yang memimpin perusahaan multinasional, terselip satu nama yang sebagian besar kekayaannya diperoleh dari kecerdasan melakukan investasi. Orang tersebut adalah Warren Buffet yang merupakan investor terkaya di dunia.
Memasuki umur 92 tahun ini, pemilik Berkshire Hathaway dan ikon investasi dunia tersebut masih bersemangat dengan karier yang telah membentang hingga tujuh dekade. Keberhasilan Buffet mengarungi pasar modal secara konsisten telah membuatnya mendapatkan julukan "The Oracle of Omaha" dan memiliki banyak pengikut yang ingin menjadi investor yang berharap dapat mempelajari beberapa ketajaman investasi yang menghasilkan Buffett kekayaan bersih nyaris mencapai US$ 100 miliar.
Data Forbes Real Time Billionaire dan Bloomberg Billionaire Indeks kompak menempatkan Buffet sebagai orang terkaya ke-8 di dunia saat ini. Harta kekayaannya ditaksir mencapai US$ 96,5 miliar atau setara dengan Rp 1.448 triliun (kurs Rp 15.000/US$).
Dari kesibukan sampingan masa kanak-kanak dan pembelian saham hingga belajar di bawah pakar investasi sebelum meluncurkan perusahaan investasinya sendiri lebih dari 60 tahun yang lalu, Buffett telah menghabiskan hidupnya untuk menyempurnakan pendekatan konservatifnya terhadap investasi yang mengutamakan nilai jangka panjang daripada keuntungan jangka pendek.
Melansir CNBC Make It, Buffet melakukan pembelian saham pertama pada tahun 1942 ketika masih berusia 11 tahun. Kala itu ia membeli 3 saham perusahaan minyak di harga US$ 38/saham dan menjualnya di harga US$ 40/saham. Meski memperoleh keuntungan US$ 2 dolar, Buffet belajar banyak tentang kesabaran, setelah melihat saham tersebut harganya terbang hingga US$ 200/saham.
Buffet telah aktif bekerja sejak kecil, di umur 6 tahun dia permen karet kepada tetangganya serta menawarkan minuman karbonasi dari pintu ke pintu selama musim panas. Pada usia 13 tahun ia juga menjadi loper koran Washington Post dan setelah mampu mengumpulkan US$ 2.000 dari hasil keringatnya mengantarkan koran, di umur 15 tahun Buffet menginvestasikan US$ 1.200 ke perusahaan peternakan di Nebraska.
Kegiatan wirausaha masa kecil Buffett menghasilkan tabungan sekitar US$ 5.000 (setara dengan US$ 53.000 [Rp 795 juta] saat ini) sebelum dia berusia 20 tahun.
Meski Buffet tidak ingin melanjutkan pendidikan dan mau terjun langsung ke dunia bisnis, keinginan Ayahnya membuatnya melunak. Buffet diterima di salah satu kampus Ivy League yang memiliki program bisnis ternama yakni Wharton di Universitas Pennsylvania, namun kemudia ia pindah dan menyelesaikan sarjana di Universitas Nebraska lalu memperoleh gelas master dari sekolah bisnis Columbia di mana ia bertemu dan diajari oleh investor Benjamin Graham, yang mempopulerkan value investing, strategi yang sangat memengaruhi filosofi investasi Buffett muda.
Sekembalinya dari New York, tahun 1956 Buffet mendirikan perusahaan investasi pertamanya di Omaha dan diberi nama Buffett Partnership.Buffett memulai perusahaan dengan US$ 100 dari uangnya sendiri dan sekitar US$ 105.000 total dari tujuh mitra investasi, termasuk saudara perempuannya, bibinya serta ayah mertuanya.
Tahun 1962, Buffet memperoleh kekayaan US$ 1 juta dan mulai berinvestasi di Berkshire Hathaway, yang saat itu merupakan perusahaan manufaktur tekstil di New England (wilayah timur laut AS) dan menjadi pemegang saham terbesar perusahaan dalam waktu satu tahun.
Pada tahun 1965, kemitraan Buffett mengambil kendali penuh atas Berkshire Hathaway dan Buffett menunjuk presiden baru perusahaan sambil mengambil peran sebagai komisaris utama.
Setelah Buffett melikuidasi kemitraan investasinya pada tahun 1969, ia menghabiskan beberapa tahun mencoba menopang bisnis tekstil Berkshire yang sedang berjuang. Namun, akhirnya mengalihkan perhatiannya untuk berinvestasi dalam bisnis asuransi dan operasi tekstil Berkshire ditutup pada tahun 1985.
Meskipun Berkshire Hathaway menjadi perusahaan induk untuk miliaran dolar kekayaan Buffett, pada tahun 2010 investor terkenal itu menyebut bisnis itu sebagai saham "terbodoh" yang pernah dia beli, karena dia memperkirakan bahwa dirinya mengalami kerugian hingga US$ 200 miliar dengan mencoba sukses di industri tekstil alih-alih lebih cepat beralih ke asuransi.
Pada tahun 1978 teman dekatnya Charlie Munger bergabung dengan Berkshire Hathaway sebagai wakil ketua. Tahun 1983 saham Berkshire tembus US$ 1.000, dua tahun setelahnya ia remi menjadi billionaire untuk pertama kalinya.
Pada tahun 2006, Berkshire Hathaway telah menjadi raksasa dengan harga saham lebih dari US$ 100.000 per lembar, sementara kekayaan bersih investor itu sendiri telah tumbuh secara eksponensial hingga mencapai US$ 40 miliar. Pada tahun yang sama, Buffett pertama kali berjanji untuk secara bertahap memberikan 85% dari kekayaannya selama sisa hidupnya untuk kepentingan amal, terutama kepada Bill & Melinda Gates Foundation.
Pada 2010, Buffett dan salah satu pendiri Microsoft Bill Gates meluncurkan kampanye Giving Pledge dan mulai merekrut sesama miliarder untuk berjanji memberikan setidaknya setengah dari kekayaan bersih mereka untuk tujuan filantropi. Pada 2019, lebih dari 200 orang telah bergabung dengan kampanye, dengan total lebih dari US$ 500 miliar dijanjikan untuk tujuan tersebut.
Hingga akhir tahun lalu, investor kakap yang jenius ini merupakan miliarder dengan total donasi terbesar yang telah disumbangkan. Buffet telah menyumbangkan US$ 46,1 miliar (US$ 691,5 triliun) untuk berbagai aksi filantropis utamanya yang terkait dengan kesehatan dan pengentasan kemiskinan di negara miskin dan berkembang.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sikap 'Cool' Warren Buffett Meski Berkshire Rugi Rp 242 T
