Batu Bara Membara Nih... Sahamnya Banyak yang Murah Loh!

trp, CNBC Indonesia
13 July 2022 15:45
Tambang batu bara PT Adaro Indonesia
Foto: Adaro Energy

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis energi yang terjadi di Eropa memantik penguatan harga batu bara. Kini, harga batu bara termal ICE Newcastle sudah semakin mendekati level tertingginya sepanjang sejarah.

Pada perdagangan kemarin, harga kontrak berjangka ICE Newcastle ditutup naik 2,72% ke US$ 438,4/ton. Harga batu bara semakin dekat ke US$ 446/ton yang menjadi level all time high-nya.

Kenaikan harga batu bara tak lepas dari tensi geopolitik yang terjadi di Eropa. Negara-negara Eropa sepakat untuk memboikot ekspor batu bara Rusia mulai Agustus 2022.

Rusia sendiri merupakan salah satu eksportir batu bara dunia dengan pangsa pasar mencapai 15%. Adanya aksi boikot batu bara Rusia oleh Eropa tentu membuat pasokan semakin ketat.

Tekanan dari sisi suplai juga datang dari Australia karena sedang mengalami gangguan cuaca. Krisis energi Eropa juga disebabkan karena harga gas yang melambung tinggi.

Tak punya pilihan, negara-negara Eropa pun memutuskan untuk kembali mengaktifkan pembangkit listrik batu bara mereka.

Terlepas dari persoalan efisiensi ekspor Indonesia ke Eropa, sebenarnya dalam kondisi produksi di Australia mengalami gangguan, Indonesia cenderung diuntungkan.

Pemerintah sendiri menargetkan produksi batu bara domestik mencapai 663 juta ton. Hingga Juni 2022, produksi batu bara sudah mencapai 270 juta ton atau 41% dari target.

Kenaikan tajam harga batu bara memang menjadi katalis positif untuk harga saham batu bara di sepanjang tahun ini.

Harga saham emiten tambang batu hitam terbesar di Indonesia yaitu PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indika Energy Tbk (INDY), PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) melesat lebih dari 30% tahun ini.

Namun hal yang perlu diperhatikan dari emiten-emiten tersebut adalah produksi dan juga valuasinya, jika investor berminat untuk memborong saham-saham tersebut.

Hingga kuartal I-2022, total produksi batu bara keempat emiten tersebut mencapai 30 juta ton. Namun produksi ADRO, INDY (Kideco), dan ITMG cenderung mengalami penurunan secara tahunan.

Hanya PTBA saja yang mengalami kenaikan produksi secara tahunan sebesar 40%. Hanya saja jika dibandingkan dengan target produksi yang dipatok pada 2022, tingkat produksi INDY dan ITMG cenderung lebih in-line dengan target.

Selain target produksi yang lebih in-line, secara valuasi INDY dan ITMG ditransaksikan dengan Price to Earning Ratio (PER) lebih rendah dari ADRO dan PTBA.

Untuk diketahui saham INDY dan ITMG ditransaksikan dengan PER di bawah 4x, sedangkan ADRO di 4,1x dan PTBA 5,1x. Hal ini membuat INDY dan ITMG menjadi saham yang menarik untuk sektor batu bara.

Produsen

Produksi 1Q

YoY

Target Produksi

Run Rate

Market Cap

PER

Price Change

ADRO

12.2

-6%

58

21%

93.1

4.1

-0.34%

INDY (Kideco)

7.7

-15.2

34

23%

12.4

2.9

-1.25%

PTBA

6.3

40%

36

18%

46.2

5.1

0.75%

ITMG

3.8

-5%

18

22%

40.0

3.1

0.90%


(trp/dhf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Komoditas Berguguran

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular