Dekat Level Rp 15.000/US$ Lagi, Saatnya Rupiah Menguat?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 July 2022 08:05
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (USD). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) Selasa kemarin setelah mampu menguat dua hari beruntun. Rupiah mengakhiri perdagangan di Rp 14.985/US$, melemah 0,01%.

Pada perdagangan Rabu (13/7/2022) rupiah masih berisiko melemah melihat indeks dolar AS yang kembali naik, meski tipis 0,05% kemarin. Faktor utama yang menopang penguatan dolar AS yakni bank sentralnya (The Fed) yang paling agresif menaikkan suku bunga. Rilis data tenaga kerja AS Jumat lalu yang masih kuat meski suku bunga sebanyak tiga kali dengan total 150 basis poin membuat The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga 75 basis poin bulan ini. 

Dolar AS pun terus menguat, meski tidak menutup kemungkinan rupiah bisa berbalik menguat, melihat pelemahannya yang sudah cukup besar, berada di dekat level psikologis Rp 15.000/US$, dan fundamental dalam negeri yang masih cukup bagus.

Secara teknikal, belum ada perubahan level-level yang harus diperhatikan mengingat rupiah melemah tipis kemarin. Rupiah yang disimbolkan USD/IDR sejak 15 Juni lalu menembus ke atas resisten kuat di kisaran Rp 14.730/US$ yang merupakan FibonacciRetracement61,8%. Sejak saat itu, rupiah terus mengalami tekanan.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Sejak saat itu rupiah terus tertekan hingga sempat menembus level psikologis Rp 15.000/US$ pada Rabu (6/7/2022) lalu dan masih menjadi resisten di pekan ini. Jika ditembus, rupiah tentunya akan melemah lebih jauh. Rp Rp 15.090/US$ - Rp 15.100/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 50% akan menjadi resisten kuat selanjutnya yang bisa menahan pelemahan rupiah.

idrGrafik : Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Sementara itu selama tertahan di bawah Rp 15.000/US$, rupiah berpeluang menguat melihat indikator Stochastic pada grafik harian kini bergerak naik dan mencapai wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang berada di wilayah jenuh beli memberikan peluang penguatan rupiah. Apalagi pada Rabu lalu rupiah juga membentuk pola Shooting Star yang biasanya menjadi sinyal pembalikan arah.

idrGrafik: Rupiah 1 Jam
Foto: Refinitiv

Indikator Stochastic 1 jam yang digunakan untuk memproyeksikan pergerakan harian juga berada di wilayah jenuh beli sehingga peluang rupiah menguat cukup besar.

Support berada di kisaran Rp 14.950/US$ hingga Rp 14.930/US$. Jika ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.900/US$. Penembusan ke bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan lebih jauh di pekan ini.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular