Panca Mitra Multiperdana Targetkan Penjualan Naik 13%
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan pengolahan makanan beku berbasis udang, PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP) menargetkan peningkatan volume penjualan sebesar 12%-13% menjadi sekitar 22.000 ton. Perusahaan yang sebagian sahamnya milik Kaesang Pangarep ini juga menargetkan kenaikan penjualan sebesar 15% menjadi sekitar US$ 195 juta-200 juta pada tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Perseroan Christian Jonathan Sutanto mengatakan, risiko resesi Amerika Serikat (AS) belum mulai berdampak terhadap kinerja ekspor perusahaan ke pasar AS. Namun, pihaknya akan terus memantau perkembangan kondisi pasar AS, terutama untuk semester kedua mendatang.
Menurutnya, permintaan terhadap produk-produk, terutama Cooked Shrimp dan Value Added Shrimp cenderung masih stabil dibandingkan dengan produk-produk komoditas yang mulai menunjukkan penurunan permintaan seiring dengan risiko resesi di AS.
"Untuk memitigasi risiko tersebut kami gencar memperluas jaringan penjualan, menambah pelanggan baru, serta menerapkan pendekatan pemasaran yang agresif dengan mengikuti pameran-pameran seafood baik di dalam negeri maupun di luar negeri," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (11/7/2022).
Christian mengungkapkan, untuk mencapai target tersebut, pihaknya akan mengupayakan dengan berbagai strategi. Salah satunya, melakukan sejumlah ekspansi dan strategi bisnis pada tahun ini hingga tahun depan, mulai dari pembangunan pabrik baru, ekspansi pasar menuju Uni Eropa dan beberapa negara baru lainnya seperti Korea Selatan, kerjasama strategis dengan Mulia Raya Agrijaya untuk menggenjot penjualan pasar domestik.
Sehingga, Ia optimis perusahaan dapat memperoleh capaian laba bersih mencapai sekitar US$ 11 - 12 juta pada tahun 2022. Saat ini, laba bersih perusahaan sebesar US$ 3,6 juta pada Q1 2022 atau turun sebesar 20,4% dibandingkan dengan laba bersih Perseroan periode sebelumnya sebesar US$ 4,5 juta.
"Target tersebut didukung oleh mulai menurunnya biaya angkut kontainer pada tahun 2022, dibandingkan dengan tahun sebelumnya" imbuhnya.
Christian menyebut, penurunan profitabilitas perusahaan terutama di laba operasi dan laba bersih sebelumnya disebabkan oleh melonjaknya biaya pengiriman dan logistik. Hal itu terkait dengan peningkatan beban angkut. Apalagi, Amerika Serikat saat ini sedang mengalami inflasi yang cukup tinggi pada beberapa bulan terakhir, sehingga harga penjualan juga mengalami kenaikan pada awal tahun 2022.
"Kenaikan beban angkut ini sudah kami kalkulasikan kepada harga penjualan kami di kontrak-kontrak penjualan baru Perseroan. Selain itu, harga jasa kontainer juga sudah mulai berangsur membaik dibandingkan tahun lalu, walaupun belum mencapai harga sebelum pandemi Covid-19," kata Christian.
Ia menjabatkan, laba bersih perusahaan ada sedikit penurunan akibat adanya pencatatan beban pajak sebesar US$ 1,1 juta pada awal tahun. Tahun lalu, pembebanan ini dibebankan pada semester 2 sehingga tidak terlihat pada periode kuartal I tahun 2021. Hal ini yang menyebabkan laba bersih tergerus pada awal tahun 2022.
"Positifnya, Perseroan mampu menurunkan beban bunga secara signifikan dari US$ 2,1 juta pada kuartal I tahun 2021 menjadi US$ 1,8 juta pada kuartal I tahun 2022," jelasnya.
Sementara, Direktur Utama Martinus Soesilo mengatakan, per 31 Maret 2022 perusahaan mencatat penjualan bersih sebesar US$ 60,8 juta. Angka tersebut naik sebesar 12% secara tahunan (year on year/YoY) dari periode sebelumnya sebesar US$ 54,3 juta. Laba kotor Perseroan juga meningkat sebesar 13,7% secara YoY menjadi US$ 12,7 juta dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar US$ 11,2 juta.
Di sisi lain, PMMP mampu mencetak laba operasi sebesar US$ 6,3 juta pada kuartal I tahun 2022, menurun sedikit sebesar 3,9% dibandingkan dengan laba operasi Perseroan periode sebelumnya sebesar US$ 6,5 juta.
Menurutnya, pihaknya mampu meningkatkan porsi penjualan Value Added Shrimp secara signifikan pada tahun ini, dengan kenaikan sebesar 63,3% YoY dibandingkan dengan pencapaian kuartal I 2021. Hal itu didorong oleh pabrik ke-8 yang berfokus pada penjualan Value Added Shrimp khususnya Breaded Shrimp dan Pre-Fried Breaded Shrimp.
"Dengan bertambahnya kapasitas produksi Perseroan, kami berhasil meningkatkan porsi penjualan produk Value Added Shrimp hingga mencapai 30% per kuartal I 2022. Sebagai perbandingan, pada periode yang sama sebelumnya, porsi penjualan produk Value Added Shrimp hanya mencapai 19%," jelasnya.
(RCI/dhf)