
Kripto Lesu Lagi, Bitcoin Balik ke Kisaran US$ 20.000

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama berbalik terkoreksi pada perdagangan Senin (11/7/2022), karena pasar kripto masih dibayangi oleh beberapa sentimen negatif.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin merosot 3,98% ke harga US$ 20.570,56/koin atau setara dengan Rp 308.146.989/koin (asumsi kurs Rp 14.980/US$), sedangkan Ethereum ambles 4,82% ke posisi US$ 1.153,48/koin atau Rp 17.279.130/koin.
Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti XRP ambrol 4,77% ke US$ 0,3261/koin (Rp 4.885/koin), Solana anjlok 5,56% ke US$ 35,6/koin (Rp 533.288/koin), dan Dogecoin tergelincir 3,99% ke US$ 0,06623/koin (Rp 992/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
![]() |
Bitcoin kembali diperdagangkan di zona psikologis US$ 20.000 pada hari ini, setelah sempat menyentuh kisaran US$ 22.000 pada perdagangan Jumat pekan lalu.
Bitcoin telah berulang kali untuk mencoba menguat dan menjauhi zona psikologisnya di US$ 20.000. Meski berhasil menembus kisaran US$ 22.000, tetapi pada akhirnya Bitcoin tidak mampu bertahan lama di kisaran harga tersebut.
Padahal pada pekan lalu, Bitcoin dan beberapa kripto utama berhasil melonjak hingga belasan persen. Kini dalam tujuh hari terakhir, penguatan Bitcoin dan beberapa kripto utama kembali terpangkas.
Sentimen negatif masih akan membayangi kripto dalam beberapa hari ke depan, salah satunya yakni terkait kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) yang masih akan menaikkan suku bunga acuannya secara agresif guna meredam inflasi yang masih tinggi.
Suku bunga acuan Federal Funds Rates (FFR) sudah dinaikkan 150 basis poin (bp) oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sepanjang tahun ini.
Berdasarkan risalah rapat The Fed, otoritas moneter AS tersebut masih akan agresif dalam menaikkan suku bunga acuan.
Komite pengambil kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC) dijadwalkan akan menggelar rapat pada 27 Juli mendatang.
Bank sentral Negeri Paman Sam tersebut diperkirakan bakal menaikkan suku bunga acuan sebesar 75 basis poin, jika mengacu pada piranti CME FedWatch.
Di sisi lain, sentimen negatif untuk pasar kripto juga masih datang dari para investor raksasa di kripto yang mengalami kebangkrutan.
Ambruknya harga token digital kripto atau yang dikenal crypto winter membuat investor institusi sekelas dana lindung nilai (hedge fund) bernama Three Arrows Capital (3AC) pun terdampak dari kejatuhan kripto.
Perusahaan investasi dengan kelolaan mencapai US$ 10 miliar yang fokus di proyek-proyek cryptocurrency tersebut dilaporkan bangkrut setelah salah satu broker kripto Voyager Digital menghentikan aktivitas perdagangan dan penarikan atas kerugian 3AC yang mencapai US$ 646 juta.
Selain itu, perusahaan kripto juga banyak yang mengalami krisis keuangan belakangan ini. Dimulai oleh Celsius Network, salah satu perusahaan peminjaman kripto dan yang terbaru yakni perusahaan serupa asal Singapura yakni Vauld.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gerak Bitcoin di Situ-Situ Aja, yang Lain Malah Banyak Boncos