
Sepekan Berjaya, Batu Bara Kembali ke Atas US$ 400/ton

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara akhirnya tembus US$ 400/ton setelah mengalami kenaikan tajam sebesar 10,8% seminggu terakhir.
Pada perdagangan Jumat (8/7/2022), harga kontrak batu bara acuan global ICE Newcastle ditutup di US$ 415,5/ton atau naik 0,7% dari hari sebelumnya.
Lonjakan harga batu bara pada perdagangan kemarin juga masih masih dipicu oleh melesatnya harga gas alam Eropa. Faktor lainnya adalah gangguan cuaca di Australia yang merupakan eksportir terbesar untuk batu bara metalurgi dan terbesar kedua untuk batu bara termal.
Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) yang menjadi patokan Eropa menyentuh EUR 183 per megawatt-jam kemarin, rekor tertinggi sejak Maret 2022. Harga tersebut melonjak 131% dalam sebulan dan 450% dalam setahun.
Lonjakan harga gas disebabkan kekhawatiran jika perbaikan pada saluran gas Nord Stream tidak bisa selesai sesuai jadwal yakni 11-21 Juli 2022.Seperti diketahui, Rusia akan menutup sementara pipa Nord Stream 1 untuk pemeliharaan tahunan. Kegiatan pemeliharaan musim panas, yang berada di bawah Laut Baltik dari Rusia ke Jerman, dijadwalkan berlangsung dari 11 Juli hingga 21 Juli.
Namun banyak pihak khawatir Kremlin menggunakan kegiatan pemeliharaan terencana untuk mematikan keran infrastruktur impor gas terbesar Uni Eropa (UE) selamanya.
Jika perawatan tersebut tidak selesai tepat waktu, harga gas diperkirakan bisa menembus EUR 250. Lonjakan harga akan merembes ke harga batu bara mengingat batu hitam adalah sumber energi alternatif.
Gangguan cuaca serta banjir di Australia juga menjadi pendorong kenaikan harga. Banjir memaksa Australian Rail Track Corporation menutup jaringan kereta Hunter Valley di New South Wales pada Selasa malam waktu.
Penutupan jaringan rel kereta membatasi lalu lintas pengiriman batu bara menuju Pelabuhan Newcastle. Padahal, pelabuhan tersebut adalah hub ekspor batu bara terbesar di dunia.
(trp/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waduh! Harga Batu Bara Anjlok ke Level Sebelum Perang Ukraina