Top Gainers-Losers

IHSG Ambles Lagi, Ini Saham Tercuan & Terboncos

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
07 July 2022 08:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali ditutup terkoreksi cukup parah pada perdagangan Rabu (6/7/2022) kemarin, setelah pada Selasa lalu sempat berbalik arah (rebound) ke zona hijau

Indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut ditutup merosot 0,85% ke posisi 6.646,41. IHSG terlempar dari zona psikologisnya di 6.700 dan kembali menyentuh zona psikologis 6.600 kemarin.

Pada awal perdagangan sesi I kemarin, IHSG dibuka melemah 0,17% di posisi 6.692. Selang sekitar 30 menit setelah dibuka, koreksi IHSG semakin parah. Kemudian sekitar pukul 10:27 WIB, IHSG sempat ambruk 1,3%. Tetapi sekitar pukul 11:00 WIB, koreksi IHSG cenderung terpangkas.

Hingga akhir perdagangan kemarin, koreksi IHSG memang sudah terpangkas, tetapi IHSG tak mampu membalikan posisinya di pembukaan perdagangan kemarin.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitaran Rp 11 triliun dengan melibatkan 17 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1 juta kali. Sebanyak 193 saham naik, 335 saham turun, dan 153 saham stagnan.

Investor asing lagi-lagi melakukan aksi jual bersih (net sell) sebesar Rp 316,22 miliar di pasar reguler pada perdagangan kemarin.

Di tengah ambruknya lagi IHSG pada perdagangan kemarin, beberapa saham menjadi top gainers. Berikut sepuluh saham yang menjadi top gainers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Gainers

Saham emiten properti yakni PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) memimpin jajaran top gainers kemarin, di mana harga sahamnya meroket 34,33% ke posisi Rp 180/saham.

Nilai transaksi saham DFAM pada perdagangan Rabu kemarin mencapai Rp 8,43 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 51,72 juta lembar saham. Investor asing mengoleksi saham DFAM sebesar Rp 34,1 juta di pasar reguler.

Hari ini merupakan hari pertama DFAM menghijau pasca ambles sejak perdagangan Juni. Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 6 Juni hingga kemarin, saham DFAM tidak pernah menghijau.

Dalam sepekan terakhir, saham DFAM mencatatkan penguatan sebesar 5,88%, sedangkan dalam sebulan terakhir, saham DFAM masih ambruk 61,7%, dan sepanjang tahun ini, saham DFAM ambrol 53,13%.

Sebelum mengalami ARB berturut-turut, saham DFAM sempat melonjak 49,06% selama 2-3 Juni lalu. Menilik ke belakang, harga saham DFAM sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi setidaknya selama setahun terakhir di Rp 780/saham pada 7 April 2022. Setelah itu, saham DFAM cenderung turun ke bawah, kendati pernah mencuat ke Rp 580/saham pada 3 Juni lalu.

Jika melihat kinerja laporan keuangan, pendapatan bersih DFAM turun 8,48% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp 16,11 miliar per kuartal I 2022. DFAM sendiri masih merugi hingga Rp 3,96 miliar, berkurang dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu Rp 5,52 miliar.

Sebagai gambaran, berdiri sejak 2011, DFAM telah selesai menggarap proyek-proyek komersil dan hunian serta hotel dan resor yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Sebagai informasi, PT. Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) ini bergerak di bidang pengembangan properti, mulai dari perumahan, komersial, dan juga hotel & resort.

Saat IHSG kembali ambruk, beberapa saham juga masuk ke jajaran top losers. Berikut 10 saham top losers pada perdagangan Rabu kemarin.

Saham Top Losers

Saham emiten jasa layanan teknologi riset dan pengembangan, rekayasa material dan nanoteknologi yakni PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), di mana harga sahamnya ambruk hingga 8,7% ke posisi Rp 63/saham. Dengan ini, maka saham NANO terkena batas auto rejection bawah (ARB) kemarin.

Nilai transaksi saham NANO pada perdagangan kemarin mencapai Rp 20,52 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 312,7 juta lembar saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 27 Juni hingga kemarin, saham NANO tercatat 6 kali menghijau, 1 kali melemah, dan 1 kali stagnan.

Dalam sepekan terakhir, saham NANO masih mengalami kenaikan mencapai 21,15%, sedangkan dalam sebulan terakhir melesat 23,53%. Tetapi, dalam 3 bulan terakhir, NANO masih mencatatkan penurunan mencapai 46,15%.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham NANO. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, NANO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 108,3 miliar pada kuartal I-2022. Naik 3,24% dari tahun sebelumnya yakni Rp 104,79 miliar.

Kabar terbaru, NANO sedang mengembangkan platform digital yang dinamai Nanotech Digital Platform. Platform tersebut dikembangkan bersama dengan PT Zamrud Khatulistiwa Technology. Lewat platform tersebut, para pemegang saham perseroan bisa ikut mengawasi aktivitas perseroan secara langsung.

Nano Group optimistis kinerjanya akan semakin meningkat tahun ini. Salah satunya ditopang oleh penjualan Schoters ke Ruangguru.

Schoters merupakan anak usaha afiliasi PT Nanotech Indonesia Global yang baru saja mengumumkan diakuisisi oleh Ruangguru. Pasca akuisisi, solusi Schoters akan tersedia di platform Ruangguru dan diakses oleh seluruh pengguna.

Pada 2021, NANO mampu mendongkrak pendapatan sebesar 67% yakni dari Rp 16,03 miliar menjadi Rp 26,77 miliar. Sementara itu, aset perseroan melonjak dari Rp 7,27 miliar menjadi Rp 41,75 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sempat Menguat di Sesi 1, IHSG Hari Ini Ditutup Melemah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular