Gainers-Losers

IHSG Rontok, Ini Saham-saham yang Paling Jeblok!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 06/07/2022 12:21 WIB
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah 1,1% di posisi 6.629,83 pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (6/7/2022). Penyebabnya adalah kekhawatiran resesi yang masih menghantui pasar sehingga membuat investor memilih beralih ke aset-aset minim risiko.

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), ada 153 saham naik, 370 saham merosot dan 140 saham stagnan, dengan nilai transaksi mencapai Rp 6,12 triliun dengan volume perdagangan mencapai 10,66 miliar saham.

Di tengah melemahnya IHSG siang ini, terdapat lima saham yang tampil perkasa masuk jajaran top gainers dan lima saham yang terkena aksi jual signifikan dan menjadi top losers.


Berikut 5 saham top gainers pada sesi I siang ini Rabu (6/7/2022).

1. PT Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM), naik +13,43%, ke Rp152/unit

2. PT Rukun Raharja Tbk (RAJA), naik +8,9%, ke Rp 416/unit

3. PT MNC Energy Investment Tbk (ATA), naik +8,16%, ke Rp 159/unit

4. PT Hansel Davest Indonesia Tbk (HDIT), naik +4,67%, ke Rp 112/unit

5. PT Humpuss Intermoda Trans Tbk (HITS), naik +4,64%, ke Rp 1.015/unit

Saham Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) memimpin deretan top gainers pada perdagangan sesi I siang ini dengan nilai transaksi mencapai Rp 3,22 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 21,44 juta unit saham.

Hari ini merupakan hari pertama DFAM menghijau pasca ambles sejak perdagangan Juni. Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 6 Juni hingga Selasa (5/7/2022) saham DFAM tidak pernah menghijau. Dengan ini, saham DFAM berhasil mencatatkan penurunan mencapai 10,59% dalam sepekan dan ambles 67,66% dalam sebulan.

Sebelum mengalami ARB berturut-turut, saham DFAM sempat melonjak 49,06% selama 2-3 Juni lalu. Menilik ke belakang, harga saham DFAM sebelumnya sempat menyentuh level tertinggi setidaknya selama setahun terakhir di Rp780/saham pada 7 April 2022. Setelah itu, saham DFAM cenderung turun ke bawah, kendati pernah mencuat ke Rp580/saham pada 3 Juni lalu.

Jika melihat kinerja laporan keuangan, pendapatan bersih DFAM turun 8,48% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp16,11 miliar per kuartal I 2022. DFAM sendiri masih merugi hingga Rp3,96 miliar, berkurang dari rugi bersih periode yang sama tahun lalu Rp5,52 miliar.

Sebagai gambaran, berdiri sejak 2011, DFAM telah selesai menggarap proyek-proyek komersil dan hunian serta hotel dan resor yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Sebagai informasi, PT. Dafam Property Indonesia Tbk (DFAM) ini bergerak di bidang pengembangan properti, mulai dari perumahan, komersial, dan juga hotel & resort.

Selain beberapa saham menjadi top gainers, terdapat beberapa saham yang menjadi top losers, berikut 5 saham top losers pada sesi I siang ini Rabu (6/7/2022).

1. PT Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO), turun -8,7%, ke Rp 63/unit

2. PT Samudera Indonesia Tbk (SMDR), turun -6,67%, ke Rp 2.240/unit

3. PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), turun -5,68%, ke Rp 3.820/unit

4. PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), turun -4,97%, ke Rp 1.530/unit

5. PT Nusantara Infrastructure Tbk (META), turun -4,61%, ke Rp 145/unit

Saham Nanotech Indonesia Global Tbk (NANO) paling tajam penurunannya pada perdagangan sesi I siang ini. Bercokol di daftar top losers dengan nilai transaksi mencapai Rp 20,44 miliar dengan volume transaksi yang diperdagangkan sebanyak 311,37 juta unit saham.

Menurut data perdagangan, sejak perdagangan 27 Juni hingga Selasa (6/7/2022) saham NANO tercatat 6 kali menghijau, dan 1 kali stagnan. Dengan ini, daalam sepekan saham NANO mengalami kenaikan mencapai 21,15% dan melesat 23,53% dalam sebulan. Tetapi, dalam 3 bulan NANO masih mencatatkan penurunan mencapai 46,15%.

Belum ada informasi signifikan mengenai penurunan saham NANO. Jika melihat kinerja laporan keuangannya, NANO berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 108,3 miliar pada kuartal I-2022. Naik 3,24% dari tahun sebelumnya yakni Rp 104,79 miliar.

Kabar terbaru, NANO sedang mengembangkan platform digital yang dinamai Nanotech Digital Platform. Platform tersebut dikembangkan bersama dengan PT Zamrud Khatulistiwa Technology. Lewat platform tersebut, para pemegang saham perseroan bisa ikut mengawasi aktivitas perseroan secara langsung.

Nano Group optimistis kinerjanya akan semakin meningkat tahun ini. Salah satunya ditopang oleh penjualan Schoters ke Ruangguru. Schoters merupakan anak usaha afiliasi PT Nanotech Indonesia Global yang baru saja mengumumkan diakuisisi oleh Ruangguru. Pasca akuisisi, solusi Schoters akan tersedia di platform Ruangguru dan diakses oleh seluruh pengguna.

Pada 2021, NANO mampu mendongkrak pendapatan sebesar 67% yakni dari Rp 16,03 miliar menjadi Rp 26,77 miliar. Sementara itu, aset perseroan melonjak dari Rp 7,27 miliar menjadi Rp 41,75 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aum/aum)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat