Susul Saham, Kripto Juga Rebound! Bitcoin Balik ke US$ 20.000
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama cenderung kembali menguat pada perdagangan Selasa (5/7/2022), di mana investor cenderung mencari arah pergerakan pasar keuangan global.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melonjak 5,57% ke harga US$ 20.273,87/koin atau setara dengan Rp 303.601.203/koin (asumsi kurs Rp 14.975/US$), sedangkan Ethereum melejit 7,26% ke posisi US$ 1.149,75/koin atau Rp 17.217.506/koin.
Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti Solana terbang 9,1% ke US$ 36,41/koin (Rp 545.240/koin), BNB melompat 6,25% ke US$ 232,11/koin (Rp 3.475.847/koin), dan Dogecoin melaju 3,15% ke US$ 0,06979/koin (Rp 1.045/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Bitcoin berhasil menguat dan kembali diperdagangkan di zona psikologis US$ 20.000 pada hari ini, setelah sehari sebelumnya sempat terkoreksi ke kisaran harga US$ 19.000.
Sementara itu, Crypto Fear & Greed Index, indeks yang mengukur kondisi psikologis pasar di kripto masih bertengger di zona 'extreme fear' pada hari ini. Tetapi, angkanya makin meningkat, di mana per hari ini sudah berada di angka 19, dari sebelumnya pada perdagangan kemarin di angka 14.
Hal ini karena industri kripto masih berusaha untuk menyerap pukulan terbarunya dan beberapa analis tetap skeptis akan prospek kripto dalam jangka pendek.
"Bitcoin berada di bawah tekanan hampir sepanjang minggu lalu. Pemantulan singkat di awal perdagangan Juli lebih mungkin karena optimisme sesaat dari awal periode baru yakni kuartal III-2022 atau semester II-2022, daripada perubahan mendasar," kata Alex Kuptsikevich, Analis Pasar Senior di FxPro, dikutip dari CoinDesk.
Kuptsikevich juga mencatat bahwa latar belakang ekonomi yang masih memburuk kemungkinan akan terus mengganggu pasar kripto, setidaknya dalam jangka pendek.
"Gambaran global tetap bearish karena pasar saham tidak menunjukkan sekilas pengetatan kondisi keuangan oleh bank sentral. Sementara pada grafik mingguan, BTC/USD tetap di bawah rata-rata 200 minggu, setelah gagal dalam upaya untuk naik lebih tinggi pada pekan lalu," ujar Kuptsikevich.
Pasar global mulai memasuki perdagangan di paruh kedua tahun ini, didominasi oleh kekhawatiran atas inflasi, perang antara Rusia-Ukraina, dan potensi resesi global.
Sejak awal tahun ini, sentimen negatif untuk aset berisiko datang bertubi-tubi. Kekhawatiran kondisi ekonomi global terkait risiko stagflasi yang muncul dari tingginya inflasi, pengetatan moneter, eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina dan kebijakan proteksionisme berbagai negara masih membuat investor ketar-ketir.
Kondisi inilah yang menyebabkan banyak investor yang berpikir dua kali untuk tetap berada di pasar aset berisiko seperti saham dan kripto.
Di lain sisi, krisis keuangan yang menimpa perusahaan kripto semakin bertambah, di mana terbaru, perusahaan peminjaman kripto yang berbasis di Singapura yakni Vauld mengikuti langkah Celsius Network, Babel Finance, CoinFLEX dan yang terakhir yakni Voyager Digital, yang mulai melakukan penangguhan penarikan dana oleh investor atau nasabahnya.
CEO Vauld, Darshan Bathija mengatakan dalam sebuah posting blog bahwa ia menghadapi "tantangan keuangan".
Hal ini karena kondisi pasar yang bergejolak, kesulitan keuangan dari mitra bisnis utamanya, dan iklim pasar berbasis aset risiko saat ini. Vauld mensuspensi penarikan pelanggan lebih dari US$ 197,7 juta sejak 12 Juni lalu.
Industri kripto telah diguncang oleh serangkaian keruntuhan dalam beberapa bulan terakhir termasuk kegagalan stablecoin TerraUSD (UST), Krisis Celsius, dan dilikuidasinya perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto, Three Arrows Capital.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(chd/vap)