Ini Penyebab Kripto Ambruk di Semester I-2022

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Senin, 04/07/2022 15:20 WIB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Bitcoin mengalami kuartal terburuknya sejak 2011 dan mencetak kinerja cukup buruk sepanjang semester I-2022.

Sepanjang semester I-2022, Bitcoin tercatat terkoreksi hingga 57,27%. Sementara itu dari posisi awal tahun hingga hari ini, Bitcoin tercatat ambruk 59,74%.

Sedangkan di kuartal II-2022, Bitcoin telah kehilangan nilainya sekitar 58. Sementara itu, sekitar US$ 1,2 triliun telah terhapus dari seluruh pasar cryptocurrency.


Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin (BTC)

Di tengah krisis pasar kripto yang masih terjadi, beberapa perusahaan kripto telah memangkas sebagian besar karyawannya dan beberapa lainnya memilih untuk menangguhkan transaksi, baik penarikan, penyetoran, maupun transaksi yang dilakukan oleh nasabah lainnya.

Namun apa penyebab dari semua ini? Berikut adalah penyebab yang menyebabkan cryptocurrency merana dalam setidaknya dua kuartal terakhir.

1. Tekanan Makroekonomi Global

Sepanjang semester I-2022, bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) telah menaikan suku bunga acuannya selama dua kali dan cukup agresif untuk memerangi inflasi yang masih merajalela. Hal ini telah memicu kekhawatiran investor akan resesi di AS dan negara-negara lainnya.

Sentimen yang cenderung mengarah ke negatif ini membuat pasar saham global juga terpukul, terutama saham-saham teknologi dengan pertumbuhan tinggi. Indeks Nasdaq Composite yang berbasis teknologi turun 22,4% sepanjang kuartal kedua, menjadi kinerja kuartalan terburuk sejak 2008.

Bitcoin telah berkorelasi erat dengan pergerakan harga indeks saham di AS. Aksi jual investor di pasar saham juga telah membebani Bitcoin dan kripto lainnya karena investor terus melepas aset berisiko.

2. Jatuhnya Terra Luna dan TerraUSD

'Episode' besar pertama di semester I-2022 dan menjadi penyebab pertama krisis kripto adalah jatuhnya kripto algoritma stablecoin terraUSD (UST) dan sister token-nya yakni Terra Luna (LUNA) yang mengirimkan gelombang kejutan ke seluruh industri kripto.

Stablecoin adalah jenis cryptocurrency yang biasanya dipatok ke aset dunia nyata, umumnya dolar AS. Beberapa stablecoin didukung oleh aset nyata seperti mata uang fiat atau obligasi pemerintah.

UST seharusnya dipatok satu lawan satu dengan dolar AS. Tetapi, UST diatur oleh algoritma dan sistem kompleks pembakaran dan pencetakan koin.

Pada saat itu, sistem algoritmanya gagal mempertahankan pasaknya di US$ 1 dan pada akhirnya menyebabkan kehancuran token LUNA terkait yang menjadi tidak berharga.

Parahnya, hal ini pun merembet ke beberapa perusahaan kripto dan memiliki efek knock-on, terutama pada perusahaan dana lindung nilai (hedge fund) kripto yakni Three Arrows Capital, yang memiliki eksposur UST.


(chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik

Pages