Cek Fakta & Data Jokowi Bayar Utang Indonesia Sampai Menyusut

Linda Hasibuan, CNBC Indonesia
25 June 2022 18:30
Jokowi di Penyampaian LHP LKPP Tahun 2021, Istana Kepresidenan Bogor, 23 Juni 2022
Foto: Jokowi di Penyampaian LHP LKPP Tahun 2021, Istana Kepresidenan Bogor, 23 Juni 2022

Jakarta, CNBC Indonesia - Level utang Pemerintah Indonesia tercatat masih berada dalam kondisi aman terkendali, kendati pertumbuhannya relatif lebih cepat selama empat tahun terakhir.

Terbaru, Bank Indonesia (BI) melaporkan bahwa Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia US$ 409,5 miliar pada April 2022. Dengan asumsi US$ 1 setara Rp 14.729, nilai ULN itu adalah Rp 6.031,52 triliun.

Realisasi tersebut turun dibandingkan ULN bulan sebelumnya yang US$ 412,1 miliar (Rp 6.069,82 triliun). Secara tahunan, posisi ULN April 2022 terkontraksi 2,2% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya sebesar 1% (yoy).

"Posisi ULN Pemerintah pada April 2022 tercatat sebesar 190,5 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi ULN pada bulan sebelumnya sebesar 196,2 miliar dolar AS.

Secara tahunan, pertumbuhan ULN Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 7,3% (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi bulan sebelumnya yang sebesar 3,4% (yoy)," tulis BI dalam keterangan resmi.

Pemerintah yang membayar utang senilai US$ 1,9 miliar menjadi salah satu penyebab penurunan ULN. Dari total pembayaran tersebut, pokok utang tercatat sebesar US$ 1,576 miliar dan bunga sebesar US$ 374 juta.

Pembayaran Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo mendominasi pembayaran utang tersebut. Berdasarkan data dari BI, nilai SBN jatuh tempo pada April sebesar US$ 1,32 miliar, dengan pokok sebesar US$ 1,025 miliar dan bunga sebesar US$ 295 juta.

"Penurunan ULN Pemerintah terjadi akibat beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) yang jatuh tempo di bulan April 2022 dan adanya pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global," sebut BI.

Pergeseran penempatan dana oleh investor nonresiden atau investor asing terlihat dari kepemilikan asing di pasar SBN yang menurun. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, pada akhir April kepemilikan investor asing di pasar SBN tercatat sebesar Rp 827,85 triliun, turun sekitar Rp 20,4 triliun atau sekitar US$ 1,4 miliar.

Porsi investor asing di pasar SBN pun semakin menurun. Pada akhir April, porsinya sebesar 17,03% dan data terbaru menunjukkan kini porsinya turun lagi 16,76% per 14 Juni.

Turunnya porsi asing di pasar SBN tidak lepas dari meroketnya yield obligasi pemerintah Amerika Serikat. Selisih yield yang semakin menyempit membuat investor asing melepas SBN dan kembali ke Negeri Paman Sam.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Utang Luar Negeri RI Turun! Jadi 'Cuma' Rp 6.031 Triliun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular