Putus Hubungan Dengan Barat, Rusia Pepet China Dan India

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Jumat, 24/06/2022 10:00 WIB
Foto: AP/Alexander Zemlianichenko

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Rusia Vladimir Putin mengubah rute perdagangan ke mitra internasional seperti Brasil, India, China, dan Afrika Selatan karena memutuskan hubungan ekonomi dengan negara-negara barat.

"Kami menuju mitra internasional yang dapat diandalkan, terutama negara-negara BRICS," ujarnya mengutip CNN Business, Jumat (24/6).

BRICS merupakan sejumlah negara yang terdiri dari Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan. Sebab, perdagangan antara Rusia dan negara-negara BRICS meningkat sebesar 38% dan mencapai US$ 45 miliar selama tiga bulan pertama tahun ini.


Hubungan dagang tersebut, misalnya dalam negosiasi pembukaan toko rantai India di Rusia, dan untuk meningkatkan pangsa pasar mobil, peralatan, dan perangkat keras China di Rusia.

Selain itu, Rusia juga meningkatkan ekspor minyak ke China dan India dengan diskon secara besar-besaran. Impor minyak mentah China dari Rusia mencetak rekor pada Mei, mengalahkan Arab Saudi sebagai pemasok utama negara tersebut.

Sebelumnya, pada Mei 2022 lalu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov mengatakan, negaranya akan fokus pada pengembangan hubungan dengan China, meski ada tawaran membangun kembali hubungan dengan Barat.

Dalam sesi tanya jawab di Moskow, Lavrov mengatakan negara-negara barat telah mendukung "russophobia" sejak Rusia meluncurkan serangan ke Ukraina. Kini, Rusia sedang bekerja untuk menggantikan barang-barang yang diimpor dari negara-negara Barat, dan di masa depan, negaranya hanya akan bergantung pada negara-negara "dapat diandalkan" yang tidak terikat pada negara Barat.

"Jika mereka [Barat] ingin menawarkan sesuatu dalam hal melanjutkan hubungan, maka kami akan mempertimbangkan dengan serius apakah kami akan membutuhkannya atau tidak," kata Lavrov, sebagaimana dikutip oleh The Guardian, Selasa (24/5/2022).

Dalam kesempatan itu, Lavrov juga menyampaikan keluhan terkait negara-negara barat yang bertekad untuk mengubah aturan hubungan internasional sehingga dapat merugikan Rusia.

"Kita harus berhenti bergantung dengan cara apa pun pada pasokan segala sesuatu dari barat untuk memastikan pengembangan sektor-sektor yang sangat penting untuk keamanan, ekonomi, atau lingkungan sosial tanah air kita," ujarnya.

Akibat sikap negara-negara Barat, Lavrov mengatakan tujuan Moskow kini adalah mengembangkan hubungan dengan China, yang menurutnya memiliki teknologi informasi dan komunikasi yang tidak jauh berbeda dengan negara-negara Barat, sehingga dapat lebih memberi banyak keuntungan untuk Rusia.

"Sekarang Barat telah mengambil posisi diktator, hubungan ekonomi kami dengan China akan tumbuh lebih cepat," katanya. "Selain pendapatan langsung untuk anggaran negara, ini adalah kesempatan untuk mengembangkan (Rusia) timur jauh dan timur Siberia."

Kepada kantor berita RIA Novosti, Lavrov juga mengatakan pusat perkembangan dunia telah bergeser ke Eurasia dan di saat yang sama Rusia juga memiliki jaringan kemitraan paling luas di kawasan Eurasia.

Sementara, India dilaporkan memberikan sertifikasi keselamatan untuk lusinan kapal Rusia. Ini memungkinkan ekspor minyak dilakukan ke luar negeri, meski sanksi berlaku dari Barat karena serangan ke Ukraina.

Sertifikasi itu diberikan Indian Register of Shipping (IRClass), salah satu perusahaan klasifikasi top dunia, ke kapal-kapal yang dikelola anak perusahaan Sovcomflot, grup pelayaran terkemuka Rusia di Dubai. Setidaknya ada 80 kapal yang dikelola SCF Management Services (Dubai) Ltd, terdaftar sebagai anak perusahaan Sovcomflot di website perusahaan.

"Sumber pengiriman India yang mengetahui proses sertifikasi mengatakan sebagian besar kapal Sovcomflot kini telah 'bermigrasi' ke IRClass, melalui cabang Dubai," tulis Reuters, dimuat Kamis (23/6/2022).

"Publikasi dari industri pengiriman TradeWinds pekan lalu melaporkan bahwa sebagian besar armada kapal tanker internasional Sovcomflot yang tidak diklasifikasikan karena sanksi, telah dipindahkan ke IRClass pada bulan April dan Mei," sebut media itu lagi.

Dengan sertifikasi IRClass, kapal-kapal itu disebut "aman" dan "layak" di laut. Ini akan mengamankan asuransi dan memungkinkan kapal mendapat akses ke pelabuhan. Belum ada konfirmasi soal ini. Namun Juru bicara IRClass memberi pembelaan.

"IRClass sebagai lembaga klasifikasi kapal internasional, menegaskan kembali bahwa kami belum mengklasifikasikan kapal yang dimiliki, ditandai, atau dikelola oleh perusahaan Rusia," jawab perusahaan.

Sanksi barat ke Rusia mendorong importir minyak menghindari perdagangan dengan Moskow. Namun beberapa memang telah membeli minyak Rusia yang division seperti India.

India sendiri menahan diri untuk "mengutuk" Rusia saat serangan awal dilakukan negara itu ke Ukraina, 24 Februari. Sovcomflot diketahui telah dikenai sanksi dan pembatasan lain oleh Inggris dan Uni Eropa, sementara Washington telah membatasi kegiatan keuangannya.


(RCI/dhf)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Emas Rontok, Risiko Global Dinilai Mereda