Masih Pagi, Gerak Rupiah Liar Sekali! Ada Apa?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
22 June 2022 09:08
Warga melintas di depan toko penukaran uang di Kawasan Blok M, Jakarta, Jumat (20/7). di tempat penukaran uang ini dollar ditransaksikan di Rp 14.550. Rupiah melemah 0,31% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) semakin melemah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: CNBC Indonesia/Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah bergerak liar melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Rabu (22/6/2022) setelah sukses menguat untuk pertama kalinya dalam 7 hari terakhir kemarin. Sentimen pelaku pasar yang membaik memberikan sentimen positif ke rupiah. Tetapi di sisi lain, penguatan bursa saham AS (Wall Street) bisa berdampak pada semakin agresifnya The Fed (bank sentral AS) yang membuat rupiah tertekan. 

Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung menguat 0,07% ke Rp 14.800/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv. Hitungan detik saja, rupiah berbalik melemah dengan persentase yang sama. Kemudian berbalik lagi menguat 0,14% sebelum akhirnya melemah 0,17% ke Rp 14.835/US$ pada pukul 9:04 WIB. 

Rupiah memang cenderung akan tertekan jika melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang posisinya lebih lemah ketimbang beberapa saat setelah penutupan perdagangan Selasa.

Periode

Kurs Selasa (21/6) pukul 15:23 WIB

Kurs Rabu (22/6) pukul 8:55 WIB

1 Pekan

Rp14.786,6

Rp14.824,7

1 Bulan

Rp14.803,9

Rp14.813,3

2 Bulan

Rp14.816,1

Rp14.846,0

3 Bulan

Rp14.831,5

Rp14.863,0

6 Bulan

Rp14.879,7

Rp14.901,0

9 Bulan

Rp14.939,3

Rp14.963,0

1 Tahun

Rp15.024,0

Rp15.062,0

2 Tahun

Rp15.385,0

Rp15.358,0

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Sentimen pelaku pasar sebenarnya sedang bagus, tercermin dari penguatan Wall Street. Indeks Dow Jones kemarin melesat 2,15%, kemudian S&P 500 2,45% dan Nasdaq2,5%.

Namun, jika Wall Street terus menanjak, maka inflasi yang tinggi di Amerika Serikat akan sulit untuk segera turun. Hal tersebut bisa memaksa The Fed bertindak lebih agresif lagi.

"Saat ini, yang terbaik adalah bursa saham turun dengan cepat, jadi ketua The Fed Jerome Powell, bisa segera menurunkan inflasi," kata Jim Cramer dalam acara MAD Money CNBC International.

Ketika Wall Street menanjak, maka para investor tentunya akan mendapat cuan, hal ini bisa memicu kenaikan konsumsi yang pada akhirnya menahan inflasi di level tinggi.
Sebaliknya ketika Wall Street jeblok, portofolio investor akan menjadi negatif, dan bisa menahan niat konsumsi.

"Dalam beberapa tahun terakhir, kenaikan di pasar saham membuat para investor yang cuan belanja dalam jumlah yang besar. Jika Powell bisa membuat bursa turun dan tetap di bawah, membalikkan semua penguatan, maka investor kemungkinan akan menahan belanja mereka," tambah Cramer.

Seperti diketahui, The Fed pada pekan lalu menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin menjadi 1,5% - 1,75%. Kenaikan tersebut menjadi yang terbesar sejak 1994.

Powell juga menyatakan di bulan depan suku bunga bisa dinaikkan lagi sebesar 50 - 75 basis poin. Jika Wall Street masih terus menanjak, kemungkinan kenaikan 75 basis poin lagi tentunya akan semakin besar, hal ini membuat rupiah tertekan.

Sebab, sampai saat ini Bank Indonesia (BI) masih enggan menaikkan suku bunga, karena inflasi di dalam negeri yang masih terjaga, dan pelemahan rupiah sepanjang tahun ini tidak terlalu besar.

BI lebih memilih menaikkan Giro Wajib Minimum (GWM) untuk menyerap likuiditas di perekonomian, ketimbang menaikkan suku bunga acuannya sebesar 3,5%. Suku bunga yang ditahan di rekor terendah diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

BI hari ini memulai Rapat Dewan Gubernur (RDG) dan hasilnya akan diumumkan Kamis besok.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular