Selain USDC, Ini Koin-koin Termoncer Sepanjang Juni 2022

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
21 June 2022 14:45
Infografis: Top 5 Crypto Sepekan (21 Mei 2022)
Foto: Infografis/Top 5 Crypto Sepekan (21 Mei 2022)/Arie Pratama

Jakarta, CNBC Indonesia - Dikala masih tingginya volatilitas pasar kripto hingga Selasa (21/6/2022), beberapa kripto masih mencatatkan kinerja positif sepanjang Juni 2022.

Selain koin digital (token) stablecoin USD Coin (USDC) yang masih cenderung stabil di US$ 1, beberapa kripto juga masih mencatatkan kinerja yang cukup baik sepanjang bulan ini.

Adapun kripto-kripto yang mencatatkan kinerja moncer sepanjang bulan ini adalah sebagai berikut.

Kripto Termoncer Juni

Token Helium menjadi kripto yang kinerjanya masih terbilang moncer sepanjang bulan ini. Token berkode HNT tersebut tercatat melonjak 15,64% dari posisi harga akhir bulan lalu di US$ 9,1317 per keping, menjadi US$ 10,56 per keping pada hari ini.

Sedangkan di posisi kedua, terdapat kripto UNUS SED LEO (LEO) yang harganya melesat 2,33% ke US$ 5,42 per keping pada hari ini, dari sebelumnya pada akhir bulan lalu di harga US$ 5,2986 per keping.

Untuk token stablecoin, selain USDC, terdapat stablecoin milik Binance yakni Binance USD (BUSD), yang harganya menguat 0,17% ke US$ 1,0011 per keping, dari sebelumnya pada perdagangan 31 Mei lalu di harga US$ 0,9994 per keping.

Sedangkan untuk USDC sendiri, harganya sepanjang bulan ini cenderung stabil di harga US$ 1,0002 per keping.

Dalam beberapa hari terakhir hingga sepekan terakhir, volatilitas di aset kripto masih cenderung besar. Bahkan, volatilitas membuat beberapa kripto stablecoin masih cenderung sulit untuk mempertahankan pasaknya mendekati US$ 1.

"Kapitalisasi pasar stablecoin berjalan seiring dengan sentimen dan likuiditas di pasar kripto serta sedikit mengkhawatirkan bahwa Tether tampaknya akan melihat putaran likuidasi lainnya," tulis manajer aset digital kripto IDEG dalam sebuah catatan, dikutip dari Reuters.

Pasar aset digital sedang menghadapi badai yang cukup besar, di mana aset digital kembali terguncang setelah perusahaan pemberi pinjaman kripto yakni Celsius Network membekukan penarikan dan transfer antar akun investor setelah jatuhnya stablecoin algoritmik TerraUSD (UST) pada awal bulan lalu.

Sebelum kejadian Celsius, sebagian besar perusahaan kripto juga terdampak dari kejatuhan pasar kripto yang diakibatkan oleh jatuhnya UST dan LUNA. Tak sedikit perusahaan kripto melakukan pemangkasan karyawannya untuk menyelamatkan keuangan perusahaan.

Sebagai contoh, di Coinbase, bursa kripto terbesar ketiga di dunia, pada pekan lalu memangkas sebanyak 18% dari pekerjaan penuh waktu.

Sebuah perusahaan pemberi pinjaman bernama BlockFi mengatakan pekan lalu akan memberhentikan seperlima dari stafnya.

Faktor makroekonomi yang memburuk termasuk inflasi yang masih meninggi dan kenaikan suku bunga bank sentral negara-negara Barat juga turut membebani sentimen pasar kripto.

"Ketika inflasi terus meninggi dan kenaikan suku bunga makin agresif, maka risiko resesi berpeluang besar terjadi dan inilah yang ditakutkan pasar tak hanya di kripto," kata Charles Hayter, CEO CryptoCompare, mengatakan kepada CNBC International.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Binance Digugat CFTC, Bitcoin Cs Berguguran?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular