Ada Perombakan di Waskita, Badrodin Haiti Tak Lagi Komut

Romys Binekasr, CNBC Indonesia
16 June 2022 20:27
Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) melalui anak perusahaannya, PT Waskita Toll Road ( WTR ) telah menandatangani Perjanjian Jual Beli Bersyarat (PJBB) dengan PT Sarana Multi Infrastruktur ( SMI ) dalam rangka divestasi 55% kepemilikan WTR pada PT Cimanggis Cibitung Tollways (CCT ), Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang memiliki hak konsesi atas ruas tol Cimanggis Cibitung.
Foto: Ruas jalan tol Cimanggis-Cibitung. (Dok. Waskita Karya)

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan konstruksi PT Waskita Karya Tbk (WSKT) merombak susunan manajemen direksi dan komisaris. Hal tersebut telah mendapat restu dari para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPS).

Perubahan susunan manajemen tersebut, berdasarkan surat Menteri BUMN dengan memperhatikan ketentuan anggaran dasar perseroan.

Pemegang saham seri A dwiwarna mengusulkan untuk memberhentikan dengan hormat Arijanti Erfin sebagai direktur pengembangan bisnis dan quality, safety, health, and environment, digantikan oleh I Ketut Pasek Senjaya. Komisaris utama Badrodin Haiti digantikan oleh Heru Winarko. Serta, Taufik Hendra Kusuma yang tadinya menjabat sebagai direktur keuangan digantikan oleh Wiwi Suprihatno.

"Perubahan nomenklatur sebelumnya direktur pengembangan bisnis jadi direktur pengembangan bisnis saja oleh Septiawan. Jadi posisi QSHE jadi komitmen perusahaan menyelesaikan proyek pindah ke direktur operasi I," kata Direktur Utama Destiawan Soewardjono di Grand Hyatt Jakarta, Kamis (16/6/2022).

Dengan demikian, susunan direksi dan komisaris perseroan yang baru di antaranya :

Susunan Komisaris :
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Heru Winarko
Komisaris Independen : Muhammad Salim
Komisaris Independen : Muradi
Komisaris : T. Iskandar
Komisaris : Dedy Syarif Usman
Komisaris : Ahmad Erani Yustika
Komisaris : I Gde Made Kartikajaya


Susunan Direksi :
Direktur Utama : Destiawan Soewardjono
Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko : Wiwi Suprihatno
Direktur Human Capita Manajemen dan Pengembangan Sistem : Mursyid
Direktur Pengembangan Bisnis : Septiawan Andri Purwanto
Direktur Operasi I dan Quality, Safety, Health, Environment: I Ketut Pasek Senjaya
Direktur Operasi II : Bambang Rianto
Direktur Operasi III : Warjo

Bidik Proyek Rp 30 Triliun

WSKT menargetkan kontrak baru Rp 30 triliun pada tahun ini. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, target tersebut merupakan langkah perseroan dalam mengantisipasi dan menghadapi tahun politik di 2024 mendatang.

"Kami antisipasi (tahun politik), makanya 2022 kami harus peroleh target Rp 30 triliun tadi," ujar Destiawan.

Menurutnya, jelang 2024 mendatang, pemerintah akan lebih fokus pada pemilihan umum dibandingkan pembangunan infrastruktur. Sehingga, akan terjadi penurunan peluang kontrak baru.

"Kita tahu tahun politik pasti akan terjadi penurunan peluang kontrak-kontrak baru. Karena pemerintah tidak fokus di belanja modal pembangunan infrastruktur maupun yang lain," ucapnya.

Destiawan menyebut, peluang kontrak baru pada 2023 kemungkinan masih ada, namun diperkirakan akan mengalami penurunan capaian. "Antisipasi kami pertama target proyek APBN dalam negeri, pengembangan bisnis di luar dengan imbal dagang yang pemerintah sangat mendorong untuk bisa dilakukan," imbuhnya.

Sebelumnya, perolehan nilai kontrak baru pada 2021 senilai Rp 20,51. Capaian tersebut sesuai dengan target perseroan. Waskita optimis dapat mencatat kinerja yang lebih baik tahun ini setelah mendapat sejumlah dukungan dari pemerintah. Pada 2021, WSKT mendapat fasilitas pinjaman sindikasi dari Bank Himbara dengan penjaminan pemerintah.

Adapun, beberapa kontrak proyek yang didapatkan WSKT di sepanjang 2021, diantaranya, proyek jalan tol Kayu Agung - Palembang - Betung tahap 2 senilai Rp 5,01 triliun, jalan tol Kamal - Teluk Naga - Rajeg tahap 1 senilai Rp 1,05 triliun, dan jembatan Musi - Kramasan sebesar Rp 1 triliun.

Sedangkan kontrak dari luar negeri, WSKT mendapatkan kontrak baru melalui kerjasama antarpemerintah (G2G) Indonesia dan Sudan Selatan yaitu proyek jalan seksi 1 sepanjang 1.000 kilometer dengan nilai kontrak sebesar Rp 4,38 triliun.


(hoi/hoi)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Tarif Trump Naik, Eksportir Seafood Ini Masih Andalkan Pasar AS

Next Article GTV GOTO Melonjak 46% Hingga Waskita Masih Rugi Rp 1,09 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular